
The HU, Invasi Metal Mongolia
oleh: fachrul Entertainment Thursday, 5 March 2020 8:00 a.m.
Mancode - "HU! HU! HU! HU! ” Nyanyian gemuruh di sekitar Ballden Electric Camden. Ratusan kepalan tangan, banyak yang dihiasi cincin tengkorak dan tato menghantam udara. Band metal asal Mongolia The HU sedang menggoyang London.
Dibentuk pada 2016, The HU telah menjadi semacam fenomena di tahun lalu. Mereka menggabungkan nyanyian tradisional Mongolia (“khoomei”) dengan unsur-unsur modern dari rock, metal bahkan pop (beberapa personel The Hu adalah penggemar Coldplay) tidak seperti yang pernah dilihat Inggris sebelumnya. Tetapi, jika kalian berpikir musik mereka terasa kuno, kalian tidak akan salah karena The HU membangun suara yang sudah ada selama ribuan tahun.
Di atas panggung, The HU adalah sosok yang tangguh. Sang vokalis Jaya (Nyamjantsan Galsanjamts) mencambuk rambut hitamnya bolak-balik, sambil terus mendesak kerumunan penonton.
"Ayo bersenang-senang!" Jaya berteriak dalam bahasa Inggris dengan aksen yang tinggi. Keempat personel inti The HU yaitu Jaya, Gala (Galbadrakh Tsendbaatar), Enkush (Enkhsaikhan Batjargal) dan Temka (Temuulen Naranbaatar) memegang instrumen berbentuk kerajinan tangan seperti morin khuur (biola kepala kuda). Mereka mengenakan apa yang tampak seperti kulit perkakas tangan, suede, gesper tebal dan rambut mereka diikat dengan topknots tradisional.
Set ini sangat condong ke arah album debut mereka, The Gereg, yang sempat bertenggar di nomor satu pada chart rock and metal Inggris tahun lalu. Mereka membuka dengan "Shoog Shoog", disertai irama berderap dan dentingan tovshuur (kecapi Mongolia), ketika Gala memberikan lirik dalam geraman guttural, tremor yang sesuai dengan pemandangan liar yang digambarkan dalam lagu. Banyak dari musik The HU dipengaruhi oleh rasa kebanggaan intrinsik pada warisan mereka, tetapi juga hubungan manusia ("Hu" adalah akar kata Mongolia untuk "manusia") dengan alam.
The HU dapat digolongkan sebagai band metal. Kalian tentu dapat mendengar jejak Metallica dan Rammstein pada The HU, tetapi ada tingkat keterampilan teknis pelatihan klasik mereka (di konservatori Mongolia di ibukota Ulaanbaatar). Para penggemar mungkin tidak memahami lirik mereka tetapi itu tidak masalah, reaksi gembira mereka datang dari koneksi primitif dengan musik yang memiliki pemahaman mendalam tentang The HU.
Share To

fachrul
March 5, 2020, 8:11 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Tampil Februari 2023, Tiket Konser Westlife Sold Out Dipertengahan 2022
60 3 weeks ago
Setelah resmi menjual tiket konser secara online pada 28 Mei 2022 lalu, antusias dari para penggemar Westlife di Indonesia disambut baik dengan habisnya tiket konser.

Kagumi Sosok Bunda Maria, Musisi Maria Stefanie Bawakan Ulang Lagu “Ave Maria”
35 2 weeks, 4 days ago
Lagu versi Maria Stefanie ini melibatkan musik orkestra dan paduan suara yang megah dan sangat indah dari Budapest Scoring Orchestra & Choir.

Bersama Lydia Ganada, HNATA Rilis Lagu Baru “Anywhere But Here”
29 1 week, 5 days ago
Melalui Anywhere But Here, HNATA mencoba memberikan warna baru yang lebih segar dengan balutan suara Lydia Ganada yang lebih manis.
YOU MAY ALSO LIKE
Travel 29 June 2022 12:00 p.m.
Melalui Bobocabin, Bobobox Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan
Life Style 29 June 2022 11:00 a.m.
Mitsubishi New Colt L300 Ditargetkan Terjual 3.000 Unit Per Tahun
Life Style 25 June 2022 10:00 a.m.
Aprilia Bersama Aleix Espargaro Siap Naik Podium di MotoGP Belanda
Life Style 10 June 2022 11:00 a.m.