
Makna di Balik Pembangunan Terowongan Istiqlal-Katedral
oleh: inggil Life Style Wednesday, 12 February 2020 7:00 a.m.
Mancode - Isu pembangunan terowongan yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral menjadi sorotan. Selaku Presiden Joko Widodo mengatakan jika usulan terowongan ini sudah disepakati dengan dalih menjaga kerukunan antarumat beragama. Mengingat jika rasa toleransi antar agama di Indonesia masih begitu minim dengan banyak kasus-kasus rasialis sehingga diharap langkah pemerintah ini bisa membangkitkan nilai toleransi.
Masih teringat bagaimana masalah-masalah beragama Tanah Air. Misalnya saja perkara jemaat Gereja Kristen Indonesia Yasmin Bogor dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan Filadelfa Bekasi yang tak bisa beribadah di tempat sendiri. Lanjutnya seperti pembakaran gereja di Aceh, pelarangan gereja di Yogyakarta dan Semarang ataupun pendirian Pura di Bekasi.
Pihak Istana Negara, Donny Gahral, mengatakan bahwa Jokowi ingin pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral sebagai simbol toleransi umat sesuai dengan pesan Bhineka Tunggal Ika. Nantinya terowongan ini mempunyai makna saling silaturahmi dan terikat.
Keputusan Jokowi dalam merealisasikan terowongan penghubung itu pun mendapat kritikan dari Direktur Riset Setara Institute, yang mengatakan bahwa seharusnya Pemerintah lebih memprioritaskan hal yang sifatnya lebih mendesak. Alangkah lebih baiknya jika berfokus pada penyelesaian kasus-kasus intoleransi ketimbang infrastruktur.
Kritikan juga dilontarkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Saiq Aqil Siroj, ia berpendapat jika pembangunan terowongan yang menghubungkan kedua tempat beribadah itu harusnya mempunyai tujuan yang jelas. Bisa berupa nilai budaya, agama, ataupun politik.
Menelik dari sejarah pembangunan kedua tempat beribadah tersebut. Masjid Istiqlal yang dibangun setelah Gereja Katedral atau tepatnya pada 1953 masa kepemimpinan Soekarno menyetujui atas pembangunan masjid tersebut. Presiden pertama Indonesia itu pun langsung membuat sayembara arsitek yang mendesain Masjid Istiqlal. Hasilnya pun dimenangkan oleh Frederich Silaban dengan desain yang menyimbolkan nilai ketuhanan.
Lokasi pembangunan Masjid Istiqlal ini pun juga menjadi perdebatan antara Soekarno dan Hatta selaku Wakil Presiden. Dalam buku catatan Setiandi Sepandi menyebut jika Hatta tak setuju dengan lokasi pembangunan masjid ini karena banyak peninggalan Belanda dan akan memakan biaya yang lebih.
Tetapi, Soekarno tetap bersikukuh ingin membangun Masjid Istiqlal di lokasi Pasar Baru dan berdekatan dengan Gereja Katedral. Sebab, beliau ingin menunjukkan pesan toleransi umat beragama yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Masjid Istiqlal akhirnya tetap dibangun di kawasan itu, bertetangga dengan Gereja Katedral. Mulai dibangun pada 24 Agustus 1961 dan diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Share To

inggil
Feb. 12, 2020, 7 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

East Ventures dan Temasek Foundation Luncurkan Climate Impact Innovations Challenge 2023
58 3 weeks, 3 days ago
Platform inovasi teknologi iklim ini memberikan peluang pada inovator teknologi untuk menampilkan inovasi berkelanjutan.

Di GAIKINDO Jakarta Auto Week 2023, Blibli Tawarkan Penawaran Spesial Kendaraan Listrik
49 2 weeks, 2 days ago
Hal ini melihat kendaraan listrik menjadi opsi yang semakin terjangkau bagi masyarakat berkat kebijakan proaktif pemerintah.

Rapor Penjualan Mitsubishi Fuso Selama 2022, Raih Market Share 41,1 Persen
41 2 weeks, 6 days ago
Tahun lalu Mitsubishi Fuso berhasil meraih market share sebesar 41,1 persen dan kembali menduduki posisi teratas sebagai pemimpin pasar kendaraan niaga di Indonesia.
YOU MAY ALSO LIKE
Entertainment 10 March 2023 20:00 p.m.
10 Musisi Pendatang Baru Siap tampil di Evoria Festival 2023
Travel 9 March 2023 10:00 a.m.
Inspirasi Destinasi Liburan dan Budgetnya Versi Tiket.com
Entertainment 7 March 2023 8:00 a.m.
Slipknot Siap Guncang Hammersonic 2023
Technology 1 March 2023 8:00 a.m.