Tradisi-Unik-Lotus-Feet.jpg

Sejarah Tradisi Lotus Feet, Simbol Kecantikan di Tiongkok

oleh: inggil Travel Wednesday, 15 January 2020 7:00 a.m.


Mancode - Dahulu kala jutaan perempuan di Tiongkok mempunyai cara tradisi unik bernama Lotus Feet. Tradisi tersebut dilakukan untuk menarik perhatian kaum adam karena dianggap sebagai simbol kecantikan. Meski harus menyiksa bagian tubuh sang perempuan, nyatanya banyak dari mereka yang rela melakukannya.

Perempuan-perempuan di Tiongkok dulu menginginkan sepasang “kaki lotus” yang berukuran tidak lebih dari empat inci. Mereka semua rela mengikat dan menekuk kakinya sendiri sedari kecil.

Biasanya, proses mengikat kaki tersebut dilakukan anak-anak perempuan saat usianya menginjak empat atau enam tahun. Sebab, saat usia tersebut otot-otot kaki masih terasa lentur sehingga mudah dibentuk. Mereka juga dianggap bisa mengatasi rasa sakit saat proses mengikat dilakukan.


Dilansir dari Dailymail, alasan disebut sepsang kaki lotus karena kaki-kaki perempuan yang diikat tersebut harus terbentuk sempurna menyerupai bunga lotus yang tertutup.

Lotus-Feet.jpg

Cara membentuk kaki lotus ini pun dengan cara merendam kaki dengan air hangat terlebih dahulu. Kemudian jari-jari kaki kecuali jempol harus ditekuk ke bawah telapak kaki. Bahan yang digunakan untuk mengikat pun berupa kain sutera atau katun. Sepasang kaki yang terikat tersebut terpasang hingga mereka dewasa.

Lanjutnya, dengan sepasang kaki yang terikat tersebut para perempuan akan mengalami kesulitan saat berjalan. Demikian mereka akan menggunakan otot pinggul, paha, dan bokong. Lama-kelamaan pun perubahan bentuk tubuh pun akan terlihat. Hal itulah yang membuat para pria tertarik pada zaman itu.

Saat sedang menjalani tradisi mengikat kaki itu, tidak ada orang lain yang boleh melihat selain suaminya kelak. Hal itu dipercaya sebagai simbol kesetiaan. Pada masa itu, masyarakat Tiongkok percaya jika perempuan dengan kaki kecil berasal dari keluarga yang baik dan tidak akan selingkuh atau melarikan diri dari sang suami.

Li Yun, seorang pengarang Tiongkok abad ke-17 dalam bukunya berjudul Sketches of Idle Pleasure, beranggapan jika kaki kecil perempuan itu juga mempunyai kelentikkannya sendiri. Para pria Tiongkok pada zaman feudal tersebut diyakini bisa mendapatkan pengalaman luar biasa hanya dengan menyentuh kaki-kaki itu.

Tradisi-Lotus-Feet.jpg

Sejarah tradisi lotus feet sendiri bermula pada abad ke-10, saat pemerintahan masa Kaisar Li Yu di tahun 961 hingga 975. Kala itu, sang Kaisar jatuh cinta pada seorang penari bernama Yao Niang. Penari itu pun kemudian dijadikan Kaisar sebagai selirnya. Suatu ketika Kaisar meminta Yao untuk mengikat kakinya dengan sutra putih, sehingga membentuk bulan sabit dan menari seperti di atas teratai.

Sebagai salah satu selir dari sang kaisar, Yao Niang memang lebih disenangi dibanding selir lainnya. Cemburu dengan Yao Niang, selir lainnya pun meniru mengikat kakinya menjadi kecil agar mendapat perhatian dari kaisar.

Sejak saat itulah tradisi mengecilkan kaki yang tadinya hanya dilakukan para perempuan istana tersebar luas ke seluruh Tiongkok.

Beralih ke abad 17, Pemerintahan Dinasti Qing mewajibkan setiap perempuan yang ingin menikah harus memiliki kaki yang kecil. Para perempuan yang tidak mengikat kakinya pun dianggap sebagai golongan kaum miskin.

Menjelang akhir Dinasti Qing, banyak orang-orang barat yang pindah ke Tiongkok. Melihat para perempuan mempunyai kaki yang kecil, mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi. Hingga orang Eropa pun mengetahui tradisi yang dianggap menyakitkan tersebut. Mereka kemudian mengajak para perempuan Tiongkok untuk tidak lagi melakukan lotus feet.

Sejarah-Lotus-Feet.jpg

Sebagai bentuk keras penolakan tradisi lotus feet orang-orang barat memasang sebuah poster di setiap sudut kota. Poster-poster itu berisikan penolakan untuk menyakiti seorang perempuan dan ajakan agar perempuan Tiongkok semakin berani dalam menentang tradisi itu.

Akhirnya, perempuan Tiongkok yang sedang menjalani lotus feet dibebaskan dan diberi perawatan. Hal ini tentu membuat mereka yang sudah telanjur mempunyai kaki kecil menjadi menyesal. Karenannya pada saat itu pula para lelaki lebih memilih perempuan dengan kaki yang normal.

Kini, tradisi lotus feet sudah tidak ada dan mereka yang mempunyai kaki kecil memilih pindah hidup di pedalaman daripada di kota.

Baca Juga: Indahnya Kokonao Kota Bersejarah yang Terlupakan di Papua

Baca Juga: Pria Ini tidak Makan dan Minum Selama 70 Tahun

Baca Juga: Pria Raksasa Penggemar Kriket Muncul di India




Share To


inggil

inggil

Jan. 15, 2020, 7 a.m.


tags : Tiongkok Cina Tradisi Lotus Feet Lotus Feet Tradisi unik Sejarah Lotus Feet


Average: 0
Rating Count: 0
You Rated: Not rated

Please log in to rate.



Comments


Please Login to leave a comment.

ARTIKEL TERKAIT LAINNYA