
Sejarah Singkat Cravat, Aksesoris Leher Pria untuk Tampil Berkelas
oleh: rachli History Tuesday, 29 March 2022 8:00 a.m.
Mancode - Berpenampilan menarik tentu menjadi dambaan setiap orang. Bagaimana tidak, dengan berpenampilan menarik tentu akan menambah rasa percaya diri. Oleh karenanya, tidak sedikit dari mereka berlomba-lomba menggunakan ragam produk fashion.
Seiringan dengan hal tersebut, penggunaan produk fashion dianggap menunjukkan sebuah strata sosial, di mana simbol-simbol tertentu atau nilai produk mewakili status sosial sesorang. Sebagai contoh, kaum pria menggunakan cravat saat berpenampilan formal untuk terlihat berkelas dan berwibawa.
Bagi yang belum mengenalnya, cravat merupakan sebuah pita atau kain yang dikenakan sebagai pelengkap gaya busana dengan cara diikatkan pada bagian leher. Produk fashion ini digadang-gadang sebagai cikal bakal penemuan dasi yang diperkenalkan oleh bangsa Kroasia pada abad ke-17.
Sebagai aksesoris leher, keindahan cravat serta cara mengikatnya yang cukup beragam berdasarkan kelas sosial pemakaianya kemudian dijadikan sebagai simbol budaya dan kanggunan masyarakat Kroasia. Hal ini melahirkan adab mengenakan cravat yang sangat dihargai oleh masyarakatnya.
Soal bahan, dari sekian banyak kain yang diproduksi oleh perusahaan tekstil, bahan muslin, bahan renda, hingga kain linen yang tipis terpilih sebagai bahan terbaik untuk membuat cravat. Bahkan cravat dari bahan renda seharga 36 pound sterling konon dikenakan oleh James II dari Inggris.
Cravat yang didesain pada 1860 dengan bentuk menyeruapi dasi modern berujung panjang, kemudian menjadi popular hingga saat ini. Meski mulanya hanya diciptakan warna tertentu, kemudian Inggris mulai memperkenalkan cravat dalam berbagai variasi warna untuk bergaya.
Penggunaan cravat seperti dasi saat ini menjadi kian popular dan digandrungi sebagai pelengkap penampilan, seiring dengan berkembangnya model pakaian kemeja berkerah. Setelah itu, barulah diciptakan dasi kupu-kupu yang popular pada 1890-an.
Di samping perjalanan perkembangan cravat, ada sebuah takhayul ketika Napoleon Bonaparte melilitkan cravat hitam memutari leher hingga akhirnya menang peperangan, dan justru mengalmi celaka dalam peperangan waterlo ketika memakai cravat putih.
Pada hari cravat yang biasa diperingati setiap 18 Oktober, penggunaan cravat sebagai pelengkap gaya busana pria biasa dikenakan dengan cara diikatkan pada bagian leher dan diselipkan ke dalama kemeja, atau dikenakan dibagian luar dan dipadukan dengan setelan jas atau jaket yang memiliki potongan atau desain yang bersesuaian.
Share To

rachli
March 29, 2022, 8 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Dream Theater Tutup Rangkaian Tur “Top of The World Tour” di Indonesia
308 1 month ago
Grup musik Dream Theater kembali menggelar konsernya pada tanggal 12 Mei 2023 di Ecopark Ancol, Jakarta.

Shine & Tidy Tawarkan Paket Coating Komplet Mulai dari Rp3,5 Juta
74 2 weeks, 5 days ago
Ada tiga paket coating yang ditawarkan Shine & Tidy sesuai dengan kondisi cat mobil. Harganya mulai dari Rp3,5 juta hingga Rp11,3 juta.

Printer Canon Raih Penghargaan Indonesia WOW Brand 2023
73 3 weeks, 6 days ago
Penghargaan ini akan menjadi motivasi Canon dan PT Datascrip untuk terus berinovasi dan menghadirkan produk printer sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
YOU MAY ALSO LIKE
Life Style 8 June 2023 15:00 p.m.
Hyundai Energy Indonesia Bangun Pabrik Baterai Pertama di Indonesia
Technology 1 June 2023 13:00 p.m.
Gandeng Mercedes-AMG, MSI Hadirkan Produk Inovatif
Technology 1 June 2023 11:00 a.m.
MSI Hadirkan Produk Baru di Ajang Computex 2023
Technology 12 May 2023 10:00 a.m.