
Sejarah Lahirnya Hari Aksara Internasional
oleh: galih History Tuesday, 8 September 2020 12:00 p.m.
Mancode – Sejumlah peristiwa penting terjadi pada 8 September. Peristiwa tersebut kemudian tercatat menjadi bagian dari sejarah dunia. Salah satunya adalah lahirnya Hari Literasi Internasional atau Hari Aksara Internasional.
Merangkum berbagai sumber, ide awal tercetusnya peringatan Hari Aksara Internasional muncul sejak diadakannya konferensi tentang Pemberantasan Buta Huruf di Teheran Iran, tepatnya pada 8 -19 September 1965.
Konferensi tersebut dilakukan untuk mewujudkan komitmen dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara. Saat itu juga, Pemerintah Iran mengusulkan pada The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) memberikan hadiah literasi internasional bagi mereka yang berjasa dalam perjuangan melawan buta huruf.
Gayung bersambut, The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada sesi ke-14 konferensi umum tepatnya pada 26 Oktober 1966, akhirnya menetapkan bahwa setiap tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Internasional.
Tujuan peringatan ini untuk mengingatkan masyarakat internasional akan pentingnya melek aksara bagi individu, komunitas, dan masyarakat. Serta mengingatkan perlu adanya upaya yang intensif dalam pemberantasan buta huruf.
Hari Aksara Internasional diperingati untuk pertama kalinya pada 1967. Hingga kini, masyarakat internasional rutin memperingatinya.
Penghargaan Literasi
Setiap tahun, UNESCO memberikan hadiah kepada masyarakat internasional yang berjasa terkait literasi. Penghargaan pertama literasi dikeluarkan UNESCO pada 1967-1978. Pada 1967-1969, penghargaan tesebut adalah satu-satunya penghargaan literasi yang ada.
Kemudian, penghargaan lainnya adalah Tne Nadezhda K. Krupskaya dari 1970-1991 dan Penghargaan Literasi Irak pada 1989-1991.
Ada juga The Noma Literasi Prize dicetuskan pada 1980 oleh Shoichi Noma, Presiden Penerbit Kodansha Ltd. Lalu, The Malcolm Adiseshiah Internasional Literasi Prize yang diciptakan pada 1998 oleh Pemerintah India.
Sementara pada 2019, UNESCO memberikan penghargaan kepada program dan individu yang berjasa terkait literasi di seluruh dunia dalam tema “Literasi dan Multingualisme”.
Indonesia merupakan salah satu penerima penghargaan literasi tingkat dunia dari UNESCO. Penerima penghargaan tersebut adalah BASAbali Wiki pada 2019.
BASAbali melestarikan bahasa Bali melalui pembuatan aplikasi digital kamus bahasa Bali. Aplikasi ini banyak diapresiasi dan diganjar penghargaan The Unesco Confucius Prize for Literacy. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Direktur BASAbali I Gede Nala Antara di kantor pusat Unesco, Paris, Senin, 9 September 2019.
Share To

galih
Sept. 8, 2020, noon
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Dream Theater Tutup Rangkaian Tur “Top of The World Tour” di Indonesia
276 3 weeks, 2 days ago
Grup musik Dream Theater kembali menggelar konsernya pada tanggal 12 Mei 2023 di Ecopark Ancol, Jakarta.

Festival Musik MyFest.ID Siap Hibur Warga Cimahi 1 Juli 2023
90 3 weeks, 6 days ago
Make Things selaku penyelenggara ingin memberikan alternatif pilihan hiburan dan meluangkan waktu melepas penat saat akhir pekan.

Startup F&B UENA Kembali Raih Pendanaan Pimpinan East Ventures
71 3 weeks, 3 days ago
Pendanaan digunakan untuk terus mengembangkan lokasi dan layanan guna menjangkau semakin banyak pengguna dan pelanggan.
YOU MAY ALSO LIKE
Travel 2 June 2023 15:00 p.m.
Aston Anyer Sediakan All You Can Eat Buffet Seharga Rp158 Ribu
Technology 26 May 2023 10:00 a.m.
MSI Raih Best Choice Golden & Category Awards COMPUTEX 2023
Entertainment 21 May 2023 20:00 p.m.
Singaraja Fest 2023 Siap Digelar
Entertainment 16 May 2023 11:00 a.m.