Sarkem-Jogja.jpg

Terbakarnya Surga Esek-esek di Jogja

oleh: inggil Life Style Thursday, 3 October 2019 14:00 p.m.


Salah satu tempat fenomenal di Kota Jogja, Sarkem baru saja dilanda kebakaran. Lahapan api ini menyerang sebuah gudang kayu di Jalan Pasar Kembang, tepatnya di Kampung Sosrowijayan Kulon, Kelurahan Sosromenduran, Yogyakarta. Kobaran api pun dengan cepat merambat ke bangunan rumah di sampingnya. Tak heran mengingat bangunan pada lokasi memang saling berdekatan.

Sarkem sendiri memang terkenal di kalangan masyarakat. Tidak hanya dikenal oleh oleh orang Jogja saja, eksistensi tempat ini juga dikenal masyarakat luar. Memang nyata apa adanya jika stigma kebanyakan orang tentang tempat ini negatif, berbau dunia malam, wanita, dan pria hidung belang.

Tempat-Sarkem.jpg

Sejatinya, Sarkem sendiri sudah ada sejak jaman Belanda. Maka, bisa dibilang tempat ini menjadi prostitusi yang cukup tua di Indonesia. Awalnya Belanda yang kala itu membangun Stasiun Tugu banyak memakai tenaga kuli dari luar Jogja. Banyak pekerja luar yang tidak membawa istri itu dan menyalurkan hasratnya dengan cara “jajan” di sekitar lokasi proyek. Tradisi ini pun tetap bertahan hingga saat ini.


Walaupun dikenal dalam dunia malam, eksistensi Sarkem ini nyatanya ilegal. Pada 1954, pemerintah sempat mengeluarkan peraturan dilarangnya prostitusi di gang sempit ini. Bahkan, kejadian razia dan berpindah-pindah tempat sempat dilakukan. Hingga akhirnya pemerintah pun kewalahan dan saat ini cuma menjadi pendamping saja, dalam bentuk pelayanan kesehatan.

Layaknya kampung biasa, tidak semua penghuni Sarkem ini para pekerja seks. Terdapat pula rumah-rumah dari warga biasa yang ditandai dengan “Rumah Tangga” di depan pintu. Ada pula tempat ibadah, dan TK buat anak-anak kecil yang tinggal di dalam Sarkem.

TK-Sarkem.jpg

Dunia malam di Sarkem memang selalu dipandang negatif orang-orang. Namun, siapa sangka di gang sempit depan stasiun ini ada nilai moral yang sangat tinggi, yakni asas toleransi dan keharmonisan para warga satu sama lain.

Seperti penjelasan di atas, tidak semua warga yang tinggal di Sarkem ini melakukan bisnis esek-esek. Hubungan antar warga termasuk para PSK di daerah ini terbilang rukun. Apapun latar belakangnya, agamanya, dan sukunya semua berbaur menjadi satu tanpa membedakan dengan yang lain.

Gang-Sarkem-jOGJA.jpg

Dilansir dari Kompas, para PSK yang ada di Sarkem sendiri kebanyakan berasal dari daerah Jepara, Sukabumi, dan Surabaya. Asas toleransi dan juga rasa keharmonisan antar warga di Sarkem, sudah menjadi tradisi sejak dulu hingga saat ini.

Bahkan, warga setempat juga merasa mendapat tambahan pendapatan dengan membuka warung rokok dan makanan. Bahkan, tukang becak sekalipun yang berjajar di sekitar Stasiun Tugu bisa mendapat uang tambahan dengan mengantar para turis keliling gang Sarkem.

Salah satu PSK yang tidak disebutkan namanya, mengaku nyaman mencari nafkah di kawasan Sarkem. Pasalnya, para warga ramah dan mau mengerti kondisi psikologis para PSK sehingga keharmonisan tetap terjaga. Bahkan saat ada acara pengajian, para PSK yang non-muslim pun turut membantu acara seperti menyiapkan makanan ataupun mencuci piring. Bahkan istimewanya, para PSK di sini juga rutin membayar pajak setiap bulannya, sehingga tetap aman terhindar dari razia.

Baca Juga: Nasi Teri Gejayan Pak Dul, Kuliner Legendaris Yogyakarta

Baca Juga: Mengenang Masa Kelam Gejayan




Share To


inggil

inggil

Oct. 3, 2019, 2 p.m.


tags : Jogja Pasar Kembang Pekerja Seks Komersial PSK Sarkem Jogja Sarkem kebakaran Prostitusi Stasiun Tugu Sarkem


Average: 0
Rating Count: 0
You Rated: Not rated

Please log in to rate.



Comments


Please Login to leave a comment.

ARTIKEL TERKAIT LAINNYA