
Menjadi Aktivis Memiliki Kepuasan Tersendiri Bagi Melanie Subono
oleh: rachli Mancave Thursday, 16 January 2020 14:00 p.m.
Mancode - Tidak hanya sebagai musisi dan penyanyi Indonesia, Melanie Subono juga dikenal sebagai seorang aktivis yang menyuarakan beragam isu-isu kehidupan. Mulai dari lingkungan, hewan, sosial dan politik, hingga soal perempuan.
Kepekaannya terhadap beragam isu-isu tersebut, tidak jarang membuat wanita kelahiran Hamburg, Jerman pada 20 Oktober 1976 ini kerap mendapat teror dari pihak-pihak tertentu. Meskipun demikian, hal tersebut tidak mejadi penghalang baginya untuk tetap bersuara.
Dibalik lantangnya menyuarakan beragam isu, Melanie juga mendapat beragam apresiasi dari sejumlah pihak. Salah satunya, Melanie sempat ditunjuk sebagai Ambasador Antiperbudakan oleh Migran Care dan WalfFree pada 2014 silam.
“Saya tipikal yang cuek. Jadi kalau ada yang mengapresiasi terima kasih, tidak ada pun (apresiasi) saya tetap bergerak,” katanya saat berbincang bersama Mancode di akhir 2019 lalu.
Baginya, apresiasi tertinggi yang didapat adalah bukan sekadar piagam atau secarik kertas penghargaan. Namun menurutnya, apresiasi tertinggi itu ketika mendapat ucapan terima kasih dari mereka yang terdampak oleh isu yang tengah berlangsung.
Dalam menyikapi beragam isu tersebut, Melanie tidak hanya terjun langsung ke lapangan. Tidak jarang pula anak dari pasangan Andrie Subono dan Chrisje Fransz Subono ini menyuarakan lewat lagu yang diciptakannya, baik secara sendiri maupun berkolaborasi.
Salah satunya, di Januari 2020, Melanie membuat lagu dengan judul Jangan Mati Sebelum Berguna. Lagu tersebut merupakan kolaborasi dengan Fitri Nganthi Wani yang merupakan anak sulung dari sastrawan dan aktivis hak asasi manusia, Widji Thukul.
Soal lagu tersebut, Melanie menuturkan, berguna itu bukan sekadar soal besar atau kecil. Tapi, berguna itu adalah apakah kita melakukan sebuah tindakan atau tidak. Selain itu, sebagian besar orang masih melihat berguna itu harus melakukan hal besar, namun hal kecil terkadang dilupakan.
“Kalau tidak merasa bersalah kenapa tidak. Saya lebih gelisah kalau saya hanya diam saja,” tegas Melanie.
Kedepannya, Melanie akan tetap menyuarakan beragam isu-isu. Antaranya kampanye yang dilakukan pada 2019 dan 2020 yang menyoal konsumsi daging anjing dan akan membuat buku berjudul Mama Sampai Ketemu Di balik Pelangi.
Share To

rachli
Jan. 16, 2020, 2:06 p.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Ikatan Abang None Jakarta Pusat Dukung Wujudkan Kota Ramah Lansia
42 1 week, 6 days ago
Melalui salah satu kegiatannya, Abnon Pusat dukung komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi kota yang mampu melindungi empat kelompok rentan.

Komunitas Salihara Sukses Gelar Pameran Universal Iteration Bertajuk ‘Intermissions’
37 3 weeks, 6 days ago
Pameran Universal Iteration digagas pada 2021 sebagai upaya menggunakan ruang digital sebagai ruang pameran.

Komunitas Salihara Kembali Adakan Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA
23 1 week, 2 days ago
Pendaftaran kompetisi dengan total hadiah Rp44.000.000 ini dibuka pada 7 Mei hingga 9 September 2022. Makalah paling lambat dikumpulkan 10 September 2022.
YOU MAY ALSO LIKE
Life Style 26 June 2022 10:00 a.m.
Aprilia Racing Melaju Cepat di MotoGP Belanda 2022
Entertainment 23 June 2022 12:00 p.m.
Masuki Episode Terakhir, Begini Nasib Lima Tokoh dalam "Woori The Virgin"
Life Style 1 June 2022 17:00 p.m.
Wakil Ketua Komisi I DPR Imbau Masyarakat Lindungi Data Pribadi Dunia Maya
Entertainment 31 May 2022 14:00 p.m.