Menilik Potensi Sektor Usaha Tanaman Hias di Ajang FLOII 2022.jpg

Menilik Potensi Sektor Usaha Tanaman Hias di Ajang FLOII 2022

oleh: rachli Life Style Monday, 17 October 2022 11:00 a.m.


Mancode - Floriculture Indonesia International Convex (FLOII) 2022 menampilkan potensi besar Indonesia pada sektor keanekaragaman hayati termasuk tanaman hias. Potensi itu dapat dioptimalkan dengan inovasi dan kerja sama sejumlah pihak untuk mendorong sektor usaha tanaman hias berkembang dan berkelanjutan.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan – Badan Riset dan Inovasi Nasional, Puji Lestari Ph.d, volume dan nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia Tenggara lainnya, bahkan hanya berkontribusi sebesar 0,08 persen dari total nilai perdagangan tanaman hias di pasar global.

Menurutnya, ada sejumlah tantangan untuk meningkatkan perdagangan florikultura dari tanah air. Antaranya kompetensi SDM di sektor tanaman hias masih minim, tidak adanya vokasi, serta investasi benih serta kurangnya permodalan pengusaha.


“Selain itu, juga belum tersedianya sistem informasi yang terintegrasi antara produksi dan kebutuhan pasar,” katanya di ajang yang berlangusng pada 14-16 Oktober 2022 di JCC.

Dirinya menambahkan, diperlukan inovasi dalam industri tanaman hias sehingga ke depannya para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Ia mencontohkan, inovasi teknologi dalam florikultura dapat menunjang produktivitas benih dan tanaman serta memunculkan varietas unggul.

“Hingga kini, terdapat 300 varietas yang telah dilepas yang berasal dari sejumlah spesies seperti bunga krisan dan anggrek. “Inovasi menghasilkan nilai tambah dan pengembangan produk. Inovasi adalah komponen kunci dari modernisasi florikultura,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki menyatakan, perkembangan industri tanaman hias belakangan ini sudah cukup menggairahkan baik di pasar domestik maupun pasar global.

Namun, perlu waktu dan dukungan berbagai pihak dalam membangun ekosistem sehingga ke depan pengusaha asal Indonesia bisa meningkatkan daya saingnya. Salah satunya, kehadiran platform digital untuk mengakselerasi koneksi antara petani dengan pembelinya.

“Kita harus leading, baik dari segi volume, maupun varietasnya. Tanaman hias ini yang paling banyak membuka peluang bagi usaha keluarga ataupun perorangan, dan butuh agregatornya misalnya untuk mendorong masuk ke dalam negeri maupun ke luar,” ujar Teten.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman florikultura terus meningkat signifikan pada periode 2020-2022. Pada Januari-Juli periode 2020-2022, jumlah ekspor tahun 2020 di angka 2,980 juta kilogram.

Kemudian, pada 2021 naik menjadi 3,414 juta kilogram dan pada 2022 terus tumbuh hingga menjadi 4,468 juta kilogram. Dalam kurun Januari-Juli 2022, nilai ekspor tanaman hias asal Indonesia sudah mencapai Rp 1,3 triliun. Beberapa negara tujuan utama ekspor tanaman hias Indonesia adalah Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Baca Juga: FLOII 2022 Sukses Digelar, Tampilkan Keanekaragaman Tanaman Hias

Baca Juga: IFEX 2023 Persembahan HIMKI dan Dyandra Promosindo Siap Digelar Tahun Depan

Baca Juga: Bantu Konservasi Laut, Hyundai Berikan Donasi untuk IOP




Share To


rachli

rachli

Oct. 17, 2022, 11 a.m.


tags : Teten Masduki Usaha Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Floriculture Indonesia International Convex FLOII 2022 Tanaman Hias


Average: 0
Rating Count: 0
You Rated: Not rated

Please log in to rate.



Comments


Please Login to leave a comment.

ARTIKEL TERKAIT LAINNYA