
Mengintip Genre Battle Royal ala PUBGM Lite dan Free Fire
oleh: emil Technology Thursday, 22 August 2019 18:00 p.m.
Saat ini perkembangan mobile gaming untuk sistem operasi Android di Indonesia semakin pesat dengan hadirnya berbagai genre serta judul. Apalagi gamer mengunduhnya secara gratis di Play Store secara gratis. Namun, di antara semua genre yang paling populer, salah satu yang banyak menuai sorotan adalah genre battle royal. Bila membahas battle royal, tentu saja terdapat dua game dalam genre ini yang menuai kesuksesan, yakni PlayerUnknown’s Battlegrouds (PUBG) Mobile dan Free Fire.
PUBG Mobile merupakan game yang dirilis oleh perusahaan Tencent tapi dengan spesifikasi yang tinggi serta ukuran yang besar untuk memori di ponsel, judul ini banyak menerima keluhan dari para gamer yang memiliki ponsel kategori low-end. Oleh karena itulah Tencent pun merilis PUBGM Lite memiliki ukuran yang lebih ringan pada Februari 2019
Namun, terkait game yang memiliki spesifikasi ramah, sebenarnya PUBGM Lite sudah memiliki pesaing yang saat ini telah memiliki tempat di kalangan gamer Indonesia penikmat genre battle royal. Pesaing yang dimaksud di sini adalah Free Fire buatan Garena yang telah dirilis oleh Garena semenjak pertengahan Januari 2018. Nah, kira-kira apa saja ya perbedaan yang mencolok antara kedua game ini?
Sisi Ukuran Memori
Bila kita mengulas mengenai game battle royal dengan spesifikasi yang ramah untuk ponsel low-end maka aspek ukuran memori ketika mengunduh menjadi salah satu poin terpenting. PUBGM Lite memiliki ukuran unduh untuk pertama kali sekitar 491 MB sedangkan Free Fire adalah 424 MB.
Menariknya walau Free Fire memiliki ukuran yang lebih kecil tapi mampu memperlihakan efek grafis yang cukup mumpuni dengan keberadaan efek air, pergerakan rambut, hingga detail tekstur pada pakaian yang terbilang detail. Karena berukuran lebih kecil dibandingkan PUBG Mobile, PUBGM Lite harus “mengorbankan” sejumlah efek serta kualitas grafiknya.
Sisi Fitur
Dalam game online, salah satu fitur yang menjadi penting adalah fitur agar bisa bersosialisasi serta membentuk komunitas atau kru. Free Fire memiliki fitur yang dinamakan guild serupa yang ada di game MMORPG agar bisa membangun komunitas. Sedangkan PUBGM Lite absen dalam fitur ini.
Dari segi mode dalam gameplay-nya, PUBGM Lite sedikit tertinggal di dalam perlombaan game battle royal dengan spesifikasi ramah. Free Fire memiliki lima mode bernama Classic, Ranked Game, Zombie Invasion, Death Uprising, dan Custom Game di dua peta atau maps. Sedangkan PUBGM Lite memiliki dua mode, yakni Casual serta War yang terbatas di satu peta saja. Dari sisi personalisasi karakter, PUBGM Lite juga tidak memiliki fitur tersebut.
Microtransaction: Elite Pass dan Battle Pass
Hampir semua video game gratis memiliki aspek microtransaction yang di mana gamer membayar untuk mengikuti berbagai event khusus, membeli skin serta senjata atau membantu proses levelling yang hanya bisa dilakukan jika kalian membayarnya. Di PUBGM Lite dan Free Fire terdapat fitur yang dikenal dengan nama Elite Pass dan Battle Pass.
Battle Pass bisa mancoders mainkan hingga level 30 di PUBGM Lite dengan harganya Rp70.000 untuk melakukan unlock level, sedangkan bila dibeli bundle, harga yang dibayarkan adalah Rp170.000. Fitur serupa di Free Fire dikenal dengan nama Elite Pass di mana kamu bisa memainkannya hingga level 45 dengan berbagai hadiah khusus yang hanya ada di Elite Pass. Harga bundlenya untuk Elite Pass dimulai di harga sekitar RP42.000.
Popularitas
Dari sisi popularitas, kita bisa melihat aspeknya dari Youtuber yang menggemari game mobile genre Battle Royal. Aspek Youtuber bisa dilihat dari komentar Cukk gaming yang saat ini sudah memiliki 627.308 subscribers. Sebagaimana rilis yang diterima Mancode.id (22/8/2019), ia menyebut sempat mencoba PUBGM Lite tapi merasa kurang cocok dan lebih memilih Free Fire karena kualitas grafiknya yang lebih baik.
Komentar lainnya disampaikan oleh Youtuber EJ Gaming yang channelnya telah memiliki 1.839.463 subscribers. “Setelah mencoba kemarin, untuk PUBGM Lite dibanding PUBGM secara file memang jauh lebih ringan, untuk grafisnya disamaratakan semua jadi frameratenya hanya mentok di 30fps, untuk gadget low end sih sangat membantu, kalau untuk high end malah jadi gak seru. Untuk fiturnya yang paling mencolok di aim assistnya, cukup membantu untuk player dengan gadget low end, tapi sangat mengganggu jika pemain ingin sampai tahap kompetitif,” ujarnya
Share To

emil
Aug. 22, 2019, 6:17 p.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Telkomsel, Ericsson dan Qualcomm Persiapkan Kapasitas 5G di Indonesia Lebih Optimal
56 4 weeks ago
Kolaborasi ini dalam pengembangan peta jalan teknologi Fixed Wireless Access berbasis 5G untuk tingkatkan pengalaman digital di Indonesia.

Sony Indonesia Hadirkan Kamera Sinema Digital Flagship VENICE 2
48 3 weeks, 4 days ago
VENICE 2 menawarkan kualitas gambar yang luar biasa dengan 16 stop dari total latitude untuk menghasilkan gambar indah dengan pemisahan warna dan detail bayangan yang sangat baik.

Layanan Manajemen Digital AOneSchools Bantu Percepat Proses Adminitrasi Pendidikan
36 2 weeks, 5 days ago
AOneSchools juga membantu pusat pembelajaran mengelola administrasi dan pekerjaan operasional mereka menjadi lebih efisien hingga 95 persen.
YOU MAY ALSO LIKE
Entertainment 29 March 2023 10:00 a.m.
Soundrenaline 2023 Siap Digelar, Catat Tanggal!
Life Style 29 March 2023 7:00 a.m.
Ini Daya Tarik Mitsubishi Colt L300 Laris Manis di Indonesia
Life Style 27 March 2023 14:00 p.m.
Hyundai Gelar Kompetisi CINTA Hyundai, Tingkatkan Pengalaman Konsumen
Entertainment 10 March 2023 11:00 a.m.