
Mengenang Tino Sidin, Guru Gambar Legendaris Indonesia
oleh: galih Life Style Wednesday, 25 November 2020 12:00 p.m.
Mancode – Setiap 25 November 2020, diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sejarah Hari Guru Nasional tercetus berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 tahun 1994. Peringatan ini untuk mengingat dan menghargai jasa para pendidik yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap guru, Google Indonesia menampilkan tokoh Indonesia dalam ilustrasi Google Doodle hari ini. Sosok yang dipilih kali ini adalah Tino Sidin. Siapa dia?
Melansir berbagai sumber, Tino Sidin adalah pelukis dan guru gambar asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Ia mulai mengajar di kampung halamannya pada usia 20-an tahun. Pada 1960, dia melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk belajar di Akademi Seni Rupa Indonesia, sekarang menjadi Institut Seni Indonesia.

Namanya tenar lewat acara televisi Gemar Menggambar yang ditayangkan di stasiun TVRI pada 1980-an. Tayangan ini mengajarkan anak-anak cara menggambar dengan cara yang menyenangkan.
Cara pembelajaran yang diterapkan Pak Tino, sapaannya juga memiliki ciri khas tersendiri. Dia selalu memberikan dorongan positif dan menginspirasi anak agar tidak takut membuat kesalahan dalam menggambar.
Namun, salah satu ciri khas yang sangat melekat bagi generasi yang menjalani masa-masa sekolah dasar (SD) sebelum 1990-an adalah kalimat khasnya. Dia kerap mengucapkan atau mengomentari gambar buatan anak-anak dengan “Bagus.. Bagus…” atau “Ya, bagus. Teruskan”.
Menurutnya, karya gambar semua anak adalah bagus. Ini yang secara tidak langsung memacu semangat anak untuk belajar menggambar. Bagi Pak Tino, menggambar adalah kebebasan. “Berilah anak-anak kebebasan supaya bakat mereka lebih berkembang”, itulah pesan Pak Tino yang diabadikan Tempo pada 1978.
Selain mengisi acara televisi, pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada 25 November 1925 ini, juga menulis beberapa buku tentang menggambar dan cerita bergambar. Di antaranya Bawang Merah Bawang Putih, Ibu Pertiwi, dan Mari Menggambar.
Pada 25 Desember 1995, Pak Tino meninggal di usia 70 tahun. Nama besarnya, kemudian diresmikan menjadi Museum Seni Taman Tino Sidin pada 2017 silam. Museum yang didirikan di bekas kediaman Pak Tino ini, dipamerkan sejumlah warisan dan karyanya selama menjadi seniman pengajar tercinta Indonesia. Mulai dari buku-buku gambar hingga puluhan karya langsung dari Pak Tino.
Share To

galih
Nov. 25, 2020, noon
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Membongkar Penipuan Praktik Ruqyah (I)
13771 1 year, 1 month ago
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat gangguan non medis maupun penyakit medis.

Ramalan yang Menakutkan di Sepanjang 2020
228107 1 year ago
Memasuki 2020, banyak sekali peristiwa yang terjadi mulai dari bencana alam hingga fenomena aneh lainnya.

4 Minuman yang Bisa Meningkatkan Gairah Seks
18578 10 months, 3 weeks ago
Ada banyak makanan yang dapat membantu meningkatkan gairah seks kita, tetapi apa yang kalian minum juga sangat penting.

Pornhub Buka Akses Premium Gratis Selama Karantina Virus Corona
16458 10 months, 2 weeks ago
Pornhub menawarkan layanan premium gratis bagi mereka yang berada di Italia selama Maret 2020.
you may also like
Travel 22 January 2021 14:00 p.m.
Tradisi Unik Kampung Pasir Warga Sumenep Madura
Entertainment 22 January 2021 13:00 p.m.
Nostalgia 5 Diva WWE Paling Mempesona
Technology 22 January 2021 11:00 a.m.
OPPO Reno5 Resmi Dijual di Indonesia, Ada Opsi Tukar Tambah
Entertainment 22 January 2021 7:00 a.m.