
Melihat Kisah Djoewaras, Sang Perawat Jenazah
oleh: rachli History Friday, 22 May 2020 9:00 a.m.
Mancode - Apa yang terlintas dalam benak jika mendengar profesi sebagai perawat jenazah? Ya, kesan menyeramkan yang akan muncul. Di Indonesia sendiri tidak sedikit yang melakoni profesi sebagai perawat jenazah, salah satunya adalah Djoewaras.
Dalam video yang diunggah WartaBromo TV di kanal YouTube pada 30 Juli 2019, perempuan berusia 76 asal Pasuruan, Jawa Timur itu bekerja menjadi seorang perawat jenazah di Yayasan Budi Dharma, yang bergerak di bidang layanan perawatan jenazah.
Djoewaras bekerja di yayasan tersebut sudah sekitar 52 tahun. Djoewaras menceritakan, awalnya dirinya bukanlah seorang perawat jenazah, namun bekerja di bagian administrasi. Djoewaras harus bekerja, karena saat itu dirinya telah ditinggal sang suami meninggal dunia.
Meskipun awalnya canggung dan ragu, Djoewaras melakukan pekerjaan tersebut dengan ikhlas dengan niat untuk menolong sesama. Menurutnya, setiap orang termasuk dirinya akan mengalami kejadian yang sama (kematian). Dengan pekerjaan ini, membuat Djoewaras bisa mawas diri.
Selain itu, sering kalinya Djoewaras bertemu dengan jenazah, membuat dirinya semakin membumi. Terhadap sesama tidak boleh memiliki rasa iri hati. Mulai merawat jenazah sekitar tahun 1990-an, sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah jenazah yang dirawat oleh Djoewaras.
“Oleh karena itu, kita pada sesama jangan punya iri hati. Tidak boleh. Kalau bisa, kita menolong,” ucap Djoewaras.
Meskipun sudah berusia lanjut, perempuan dengan anak delapan ini belum terpikirkan untuk berhenti dari dunia yang diselaminya sejak lama. Menurut Djoewaras, dirinya akan mudah tekena penyakit jika berhenti bekerja. Hal itu karena tidak adanya kegiatan.
Ada alasan lainya yang membuat Djoewaras belum berhenti bekerja sebagai perawat jenazah. Djoewaras teringat kepada kondisi sang kakak. Sang kakak mengalami kelumpuhan paska pensiun karena kurang adanya kegiatan. Menurutnya, tenaga dan pikiran itu saling terkait.
Tidak hanya itu saja, di tempatnya bekerja tidak sedikit yang menyarankan untuk berhenti dan menikmati hari tua. Namun, lagi-lagi Djoewaras merasa belum waktunya berhenti bekerja. Pikiran tidak akan berjalan jika tidak bekerja. Dengan bekerja, Djoewaras bisa bertemu banyak orang.
Bagi Djoewaras, setiap pekerjaan itu semua bagus, asal tidak merugikan orang lain. Pekerjaan apapun itu namun halal merupakan pekerjaan yang baik. Selain itu, ada hal mendasar dalam menjalani pekerjaan, yakni sabar, tawakal, dan iman.
Share To

rachli
May 22, 2020, 9 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Kebiasaan yang Wajib Dilakukan Pengemudi Mobil Transmisi Manual
1368 3 weeks, 4 days ago
Mengemudikan mobil transmisi manual tak bisa dilakukan sembarang. Ada kebiasaan yang harus dilalukan agar performa mesin tetap terjaga.

David Bayu Rilis Video Musik ‘It’s OK for Me Now’, Sambung Cerita ‘Deritaku’
91 1 month ago
Diambil dari album perdananya, yakni Di Dalam Jiwa, It’s OK for Me Now menawarkan kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Akhir Tahun, Hotel Santika BSD City Hadirkan Promo Menginap hingga Makan Malam Spesial
77 4 weeks, 1 day ago
Ada promo menginap mulai dari Rp675.000 hingga makan malam spesial di tahun baru seharga Rp200 ribu per pax, yang ditawarkan Hotel Santika BSD City - Serpong selama akhir tahun 2022.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 19 January 2023 14:00 p.m.
Samsung Rilis Galaxy A14 5G Seharga Rp2.999.000
Travel 18 January 2023 9:00 a.m.
Hotel Santika Premiere Bintaro Hadirkan Lunar New Year Dinner 2023
Entertainment 3 January 2023 9:00 a.m.
Duo KAV Project Rilis Lagu Transisi ‘Sesaat Menghilang’
Technology 29 December 2022 11:00 a.m.