
Martin Luther King, Sang Pendeta dan Pejuang HAM Amerika (I)
oleh: emil History Wednesday, 22 May 2019 14:00 p.m.
Hingga kini, nama Martin Luther King Jr. selalu dikenang oleh masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat (AS). Ia dikenal sebagai pendeta yang tidak segan untuk menyuarakan perlawanannya terhadap politik segregasi yang membayangi warga kulit hitam di Negeri Paman Sam pada tahun 1950-an. Perjuangan hak asasi manusia (HAM) itu dilakukannya melalui aksi damai serta pidato yang menggetarkan hati para pendengarnya.
Berkat aksinya, Martin Luther King berhasil mendorong terbentuknya Civil Rights Act atau Undang-Undang Hak Sipil dan Voting Rights Act atau Undang-Undang Hak Suara yang membantu mengikiskan diskriminasi di AS. Semenjak tahun 1986, perjuangan sang pendeta dikenang setiap tahunnya sebagai hari libur federal di Negeri Paman Sam sebagai Martin Luther King Jr.
Martin Luther King Jr. yang Haus Pendidikan

Martin Luther King Jr lahir dengan nama Michael King Jr pada 15 Januari 1929. Ia merupakan putra dari pastor Michael King Sr. dan Alberta Williams King. Ia dibesarkan bersama kakak dan adiknya, Christine serta Williams di permukiman Sweet Auburn. Permukiman ini dikenal sebagai lokasi tempat tinggal warga kulit hitam terkemuka yang ada di Negara Bagian Atlanta.
Semenjak kecil, Martin Luther King Jr. sudah memperlihatkan bahwa ia merupakan siswa yang berbakat. Bakat ini kian terlihat ketika ia masuk ke sekolah negeri yang menerapkan sistem segregasi. Ketika SMA, ia berhasil memperlihatkan prestasi yang membuatnya diterima di Morehouse College di usia 15 tahun. Di sana, ia mendalami mengenai kedokteran dan hukum.

Pada awalnya, King tidak memiliki keinginan untuk mengikuti jejak ayahnya melayani jemaat di gereja. Namun, semua itu berubah ketika ia bertemu dengan pimpinan Morehous College yang juga berprofesi sebagai teolog serta advokat kesetaraan ras, yaitu Dr. Benjamin Mays. King pun menjadikan Mays sebagai mentornya. Setelah lulus pada tahun 1948, Martin Luther King Jr. memutuskan untuk mendalami keagamaan dengan masuk ke Crozer Theological Seminary di Pennsylvania.
Sebagaimana dilansir dari history.com (15/3/2019), di Crozer Theological Seminary, King semakin mencolok dengan meraih beasiswa, bahkan sempat terpilih sebagai presiden di kelas yang didominasi oleh orang kulit putih. Setelah meraih gelar Bachelor of Divinity Degree, Martin Luther King Jr. kembali melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Universitas Boston hingga meraih gelar doktor.
Ketika di Boston, Martin Luther King Jr. bertemu dengan calon pujaan hatinya, yakni Coretta Scott yang berasal dari Alabama. Kala itu, Scott tengah mengenyam bangku pendidikan di sekolah musik New England Conservatory of Music. Pada tahun 1953, keduanya menikah dan memutuskan untuk menetap di Montgomery, Alabama. Di sinilah, Martin Luther King Jr menjadi pastor dari Gereja Dexter Avenue Baptist.
Share To

emil
May 22, 2019, 2:23 p.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Kebiasaan yang Wajib Dilakukan Pengemudi Mobil Transmisi Manual
1372 4 weeks ago
Mengemudikan mobil transmisi manual tak bisa dilakukan sembarang. Ada kebiasaan yang harus dilalukan agar performa mesin tetap terjaga.

Jenius Properti Tawarkan Investasi Menjanjikan Hotel Bintang 5 di Bali
76 1 week, 3 days ago
Jenius Properti menawarkan investasi dengan Rp25 juta bisa memiliki hunian bintang 5 di Bali.

MSI Kenalkan Jajaran Laptop RTX 40 Series Terbaru
73 3 weeks ago
Laptop MSI ditenagai oleh GPU NVIDIA GeForce RTX 40 Series terbaru dan prosesor hingga Intel® Core™ HX Series generasi ke-13.
YOU MAY ALSO LIKE
Life Style 30 January 2023 11:00 a.m.
Mitsubishi Fuso Transformasi Euro4, Upaya Tekan Emisi Gas Buang Sekaligus Tingkat Produktivitas Para Pebisnis
Life Style 25 January 2023 10:00 a.m.
BINTANG Crystal Chill Museuum, Tempat Chill Bareng Asyik di M Bloc Space
Travel 20 January 2023 9:00 a.m.
Hotel Santika BSD - Serpong Hadirkan Paket Makan Malam Spesial Imlek "Fortune Dinner"
Technology 18 January 2023 6:00 a.m.