
Laporan McAfee Soal Serangan Malware Seluler Tersembunyi
oleh: rachli Technology Friday, 6 March 2020 8:00 a.m.
Mancode - Sebagai perusahaan cybersecurity, McAfee merilis Mobile Threat Report 2020. Dalam rilisan tersebut menemukan bahwa peretas saat ini menggunakan aplikasi seluler tersembunyi, login menggunakan pihak ketiga, dan gaming palsu untuk menyerang perangkat seluler konsumen.
Tahun lalu, peretas menyerang perangkat konsumen dengan berbagai macam metode, seperti backdoors hingga cryptomining. Berdasarkan penelitian terbaru, McAfee mengungkapkan bahwa para peretas telah mengembangkan cara menyerang lebih tersembunyi, sulit diidentifikasi, dan diatasi.
Melihat kondisi tersebut, seperti yang diterangkan Executive Vice president, Consumer Business Group McAfee, Terry Hiks dalam keterangan resminya (5/3/2020), menjadikan tahun 2020 sebagai tahun serangan malware tersembunyi terhadap perangkat seluler.
“Kini konsumen saling terhubung lebih dari sebelumnya. Ketika kita amati lanskap kemanan saat ini, serta risiko di masa depan, kami ingin memastikan bahwa kami melakukan segalanya untuk membantu konsumen melindungi apa yang paling penting bagi mereka, yakni data pribadi,” katanya.
McAfee menemukan bahwa aplikasi tersembunyi adalah ancaman seluler paling aktif yang dihadapi konsumen, berkontribusi 50 persen dari semua aktivitas cybercrime di 2019, dan meningkat 30 persen dari tahun 2018.
Peretas terus mengincar konsumen melalui channel yang paling banyak mereka gunakan di perangkat. Rata-rata, hampir setiap orang di dunia paling tidak memiliki 15 perangkat yang saling terhubung di tahun 2030 mendatang.
Serangan aplikasi tersembunyi mengambil celah dari konsumen yang tidak curiga terhadap aplikasi tertentu, dan mengambil keuntungan dari konsumen yang menggunakan layanan login pihak ketiga atau penayangan iklan yang tidak diinginkan.
“Saat ini ancaman seluler seperti bermain petak umpat, dan kami akan terus membantu konsumen untuk menjaga aset dan data mereka yang paling berharga,” sambungnya.
Sementara itu, McAfee fellow and Chief Scientist, Raj samani mengatakan, ada tren yang berkembang dibanyak aplikasi agar tetap tidak terdeteksi. Hal itu digunakan untuk mencuri informasi berharga dan data penting dari perangkat konsumen yang menjadi remote kendali di dunia digital.
Raj juga menyampaikan, sekarang lebih dari sebelumnya, konsumen harus lebih kritis menyadari ancaman modern dan mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mempertahankan diri, seperti teliti dalam menggunakaan app store.
“Konsumen harus lebih kritis menyadari ancaman modern dan mengetahui langkah-langkahnya, seperti teliti dalam menggunakan app store yang resmi dan membaca ulasan dengan cermat,” tambah Raj.
Share To

rachli
March 6, 2020, 8 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

NexPage Luncurkan Aplikasi Buku Nonfiksi Bahasa Indonesia
56 4 weeks, 1 day ago
Selain untuk meningkatkan minat baca dengan penggunaan bahasa Indonesia, NexPage juga menawarkan beragam jenis konten lebih dari 20 kategori judul buku.

Gotrade Indonesia Fokus Ekspansi Tahun Ini
38 2 weeks, 3 days ago
Gotrade Indonesia menyakini penduduk Tanah Air sudah sejak lama memanfaatkan produk keuangan di Amerika Serikat sebagai sarana mengelola diversifikasi risiko investasi.

Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A14 5G
29 2 days, 17 hours ago
Samsung Galaxy A14 5G dibekali dengan fitur-fitur mumpuni yang dibanderol dengan harga Rp2.899.000, selama periode promo 20-26 Januari 2023.
YOU MAY ALSO LIKE
Travel 2 January 2023 11:00 a.m.
Sirkuit “All In One” Bali Diresmikan, Bantu Bangkitkan Pariwisata Bali Barat
Life Style 2 January 2023 9:00 a.m.
3 Tips Menjaga Tabungan di Masa Pandemi
Entertainment 30 December 2022 23:00 p.m.
Synchronize Festival Kembali Hadir di 2023, Catat Tanggalnya!
Travel 28 December 2022 16:00 p.m.