
Kisah di Balik Perjuangan Hari Santri Nasional
oleh: inggil History Tuesday, 22 October 2019 12:00 p.m.
Hari Santri Nasional yang ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober menjadi hari yang bersejarah bagi para santri di Indonesia. Sejarah besar ini tak lepas dari sosok Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy’ari.
Pada tanggal 22 Oktober 1945, KH Hasjim Asy’ari menyerukan perintah kepada umat Islam untuk berperang melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia Pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu yang dimaksud di sini ialah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang.
Di sisi lain, terdapat pula pasukan Belanda yang ikut membonceng datang ke Indonesia. Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan Hari Santri Nasional adalah adanya pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdakaan serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perjuangan KH Hasjim Asy’ari dalam menyerukan Tanah Air, beliau menyerukan “Membela Tanah Air dari penjajah hukumnya fardlu’ ain atau wajib bagi setiap orang.” Seruan tersebut membakar semangat para santri yang ada di Surabaya untuk menyerang markas Bridge 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Pada pertempuran tersebut, Jenderal Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung tiga hari berturut-turut. Pertempuran itu terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29 Oktober 1945. Jenderal Mallaby bersama pasukannya sebanyak kurang lebih 2000 tewas semua. Akhirnya, peristiwa itu pun menyulut kemarahan angkatan perang Inggris, yang akhirnya berujung pada peristiwa 10 November 1945.
Pada 22 Oktober 2015, Presiden Indonesia, Joko Widodo menetapkan setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan tersebut dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad para santri terhadap Indonesia yang digelorakan para ulama.

Tujuan lainnya di Hari Santri Nasional agar masyarakat Indonesia mengingat sosok KH Hasjim Asy’ ari. Peran ulama-ulama lainnya seperti KH Ahmad Dahlan, pelaku pendiri Muhammadiyah, A. Hassan dari Persia, Ahmad Soorhati dari Al Irsyad, dan Abdul Rahman dari Matalaul Anwar.
Makna santri sendiri memang identik dengan pondok pesantren. Para santri di dalam pondok pesantren akan mengikuti jadwal belajar dan ibadah yang telah disusun sedemikan rupa. Hal ini menjadi kegiatan wajib untuk dilaksanakan para santri.

Tidak hanya memperdalam ilmu Agama Islam saja, para santri di pondok ini juga mempelajari ilmu lainnya. Bahkan, di beberapa pondok saat ini para santri dituntut untuk dapat berkomunikasi dalam Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris.
Share To

inggil
Oct. 22, 2019, noon
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Kebiasaan yang Wajib Dilakukan Pengemudi Mobil Transmisi Manual
1368 3 weeks, 4 days ago
Mengemudikan mobil transmisi manual tak bisa dilakukan sembarang. Ada kebiasaan yang harus dilalukan agar performa mesin tetap terjaga.

Beelli, Aplikasi Karya Anak Bangsa yang Tawarkan Banyak Keuntungan
108 4 weeks, 1 day ago
Aplikasi live streaming dan pertemanan baru ini diklaim mampu bersaing dengam aplikasi luar negeri lainnya, dengan menawarkan berbagai keuntungam bagi streamer dengan angka gift yang fantastis.

Viu Siapkan 5 Film dan Drama Korea, Tayang di Januari 2023
96 3 weeks, 2 days ago
Film dan drama berikut ini juga diperankan oleh bintang-bintang papan atas Korea yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan beraktingnya.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 25 January 2023 6:00 a.m.
Qoala Plus Komitmen Tingkatkan Sistem Teknologi Dorong Kinerja Tenaga Pemasar
Technology 13 January 2023 22:00 p.m.
realme Luncurkan realme 10 Pro Series 5G di Indonesia, Ini Harganya
Travel 30 December 2022 22:00 p.m.
Desa Wisata Bangsring Jawa Timur Hadirkan Wisata Edukasi dan Konservasi
Travel 28 December 2022 16:00 p.m.