
Kisah Bocah yang Hampir Dimakan Suku Kanibal Papua
oleh: fachrul Entertainment Monday, 28 October 2019 13:00 p.m.
Seorang bocah lelaki berusia enam tahun yang terancam dihukum mati oleh suku kanibal di Papua karena mereka mengira bocah tersebut adalah penyihir setelah orang tuanya meninggal, telah kembali ke hutan untuk bersatu kembali dengan orang-orang yang berencana memakannya setelah 13 tahun berpisah.
Bocah tersebut bernama Wawa Chombonggai, dibesarkan oleh suku Korowai di Papua Barat di mana penduduk desanya percaya roh jahat yang harus disalahkan ketika ada seseorang yang tiba-tiba meninggal.
Suku tersebut secara tradisional memburu orang yang mereka percaya bertanggung jawab atas kematian yang tak terduga, sebelum membunuh mereka dan memakan daging mereka karena kejahatan yang telah mereka lakukan.
Ketika kedua orang tua Wawa meninggal pada tahun 2006, mereka percaya semua itu karena ulah Wawa yang dianggap menjadi penyihir dan suku tersebut mulai merencanakan kematian Wawa yang mengerikan.
Tetapi Kornelius Sembiring, mantan pemandu di wilayah untuk Channel Seven, mendengar tentang penderitaan Wawa dan menyelamatkannya. Kornelius lalu membawa Wawa ke rumahnya di Sumatra 13 tahun yang lalu. Wawa sekarang berusia 20 tahun dan masih tinggal bersama Kornelius Sembiring dan keluarganya. Wawa pun bersyukur atas kesempatan kedua dalam hidup.
Sekarang, mahasiswa sains olahraga itu kembali ke bekas sukunya, mengatakan bahwa dia ingin memberi tahu orang-orangnya bahwa mereka tidak boleh saling bunuh dan makan.
Wawa pergi ke hutan bersama saudara-saudari angkatnya, Wilhelmus, Devi dan Lepina untuk reuni. Mereka berjabat tangan dengan pemimpin suku sebelum bibinya memeluknya dan menyesali tahun-tahun yang hilang dengan keponakan mereka. Wawa, yang tidak bisa berbahasa Inggris, kewalahan dengan salam. Dia menangis sementara Kornelius Sembiring berbicara untuknya.

"Sebelumnya dia merasa seperti dia hidup sendirian. Tapi sekarang dia seperti memiliki keluarga besar," kenang Kornelius Sembiring seperti yang dilansir dari Dailymail.
Meskipun mendapat sambutan hangat, Wawa akhirnya menceritakan kepada keluarga Korowai tentang apa yang terjadi pada pamannya, yang terbunuh karena perselingkuhan dengan istri pria lain.
"Kita harus berbicara dan berdiskusi dengan cara yang baik untuk mendapatkan solusi. Kenapa kau membunuh seperti itu? Bukankah kita punya solusi seperti berbicara dengan orang lain atau berbicara dengan pemimpin masyarakat?" ungkap Wawa.
Wawa ingin sukunya belajar cara hidup yang berbeda, karena anggotanya saat ini 'lemah' dan rentan diambil oleh kelompok lain. Paman-paman Wawa terguncang oleh pidatonya dan mengatakan mereka ingin Wawa menjadi pemimpin suku.
Orang tua Wawa meninggal ketika dia masih muda, penduduk desa percaya bahwa Wawa adalah roh jahat saat itu. Saudaranya, Devi, juga dipercaya sebagai penyihir dan menghadapi ancaman yang serupa.
Share To

fachrul
Oct. 28, 2019, 1:42 p.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Ify Alyssa Suguhkan Romansa Anak Muda di Lagu Baru ‘Semesta Menari’
48 3 weeks, 6 days ago
Lagu baru ini masih ada benang merah dengan lagu-lagu di album pertama, karena komposisi musik masih dibuat oleh Ify sendiri, namun ada sedikit suasana baru di aransemen musik dan lirik.

Trinity Entertainment Group Optimis Label Rekaman Tetap Diminati Artis
24 1 day, 14 hours ago
Popularritas layanan music streaming mempermudah artis-artis di Indonesia untuk menjangkau audiens tidak hanya nasional tetapi juga pasar global.

Ranna Phasupaty Luncurkan Single Perdana "Senja Tanpa Jingga"
16 8 hours ago
Senja Tanpa Jingga merupakan single debut Ranna Phasupaty yang bercerita tentang kisah pasangan yang sepakat untuk berpisah.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 3 February 2023 10:00 a.m.
Peris.ai Hadir Tawarkan Solusi Perkuat Kemanan Siber
Life Style 1 February 2023 7:00 a.m.
Sambut Hari Peduli Sampah, Wahana Visi Indonesia dan Divers Clean Action Adakan Seminar Soal Sampah
Technology 24 January 2023 17:00 p.m.
Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A14 5G
Technology 19 January 2023 6:00 a.m.