
Indra Rudiansyah, Anak Bangsa di Balik Riset Vaksin AstraZeneca
oleh: galih Life Style Thursday, 22 July 2021 10:00 a.m.
Mancode – Indonesia terus mengenjot program vaksinasi dalam upaya menangkal Covid-19. Untuk menyukseskan program tersebut, pemerintah telah mendatangkan sejumlah vaksin Covid-19. Salah satunya adalah vaksin AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca ditemukan oleh Sarah Gilbert, ahli vaksin Inggris dan profesor vaksinologi pada University of Oxford. Namun, Sarah tak sendirian dalam proses menemukan vaksin AstraZeneca. Dia dibantu oleh sejumlah peneliti.
Salah satunya adalah Indra Rudiansyah, yang berasal dari Indonesia. Sosok Indra sempat menjadi perbincangan publik di media sosial. Banyak nitizen, bahkan para pejabat di Indonesia, bangga akan andilnya dalam melahirkan vaksin AstraZeneca.
Indra Rudiansyah adalah mahasiswa S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford. Dia tergabung bersama tim Jenner Institute yang dipimpin oleh Profesor Sarah Gilbert. Lalu, sejak 20 Januari 2020, tim Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group bekerja sama menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford.
Indra mengaku, sebenarnya penelitian utamanya adalah untuk thesis vaksin malaria. Namun, keikutsertaannya di tim Jenner Institute merupakan kasus nyata dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.
“Mengerjakan project ini cukup menantang, karena kami harus bekerja berkejaran waktu dengan virus ini dan kita tahu banyak korban yang meninggal karena Covid-19,” ujar Indra seperti dikutip dari video ‘The Oxford Vaccine: Meet the team behind the breakthrough’ yang diunggah di kanal YouTube Deutsche Bank.
“Tantangan lainnya juga, kami pun harus bekerja dalam situasi yang berbeda karena pandemi, seperti harus melakukan social distancing dan mengurangi keleluasaan di laboratorium,” tambah Indra.
Dalam tim Jenner Institute, Indra berperan dalam tahapan uji klinis. Di mana Indra dituntut untuk melihat antibody response dari para volunteer yang sudah divaksinasi. Dalam pengembangan vaksin, dia bahkan telah menghabiskan waktu rata-rata 10 jam di laboratorium setiap hari.
Hasil studi dari vaksin AstraZeneca pun telah dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat. Sebanyak 240 orang di antaranya berusia di atas 70 tahun. Hasilnya, vaksin AstraZeneca lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.
Kini, lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX. Eefikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca dinilai cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.
Share To

galih
July 22, 2021, 10 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

3 Tips Menjaga Tabungan di Masa Pandemi
47 4 weeks, 1 day ago
Masa pandemi COVID-19 yang berdampak sektor ekonomi belum bisa dikatakan selesai sepenuhnya. Untuk membantu menjaga kondisi keuangan tetap baik di masa pendemi, simak tipsnya.

Sambut Imlek, Mitsubishi Bagi-bagi Angpao Diskon Pembelian Spare Part
34 2 weeks ago
Mitsubishi Tebar Angpao berlangsung selama periode 9 -31 Januari 2023. Konsumen bisa dapatkan diskon menarik setiap pembelian spare part.

Beli Mitsubishi Xpander Cross Kini Tanpa Inden
24 4 days, 9 hours ago
Meski permintaan tinggi, PT MMKSI memastikan produksi New Xpander Cross berjalan sesuai rencana dan setiap diler memiliki ready stock.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 19 January 2023 15:00 p.m.
Lima Konten Audio Spotify yang Bikin Terus Berkembang di Tahun 2023
Technology 13 January 2023 22:00 p.m.
realme Luncurkan realme 10 Pro Series 5G di Indonesia, Ini Harganya
Technology 10 January 2023 9:00 a.m.
Startup FLIK Tawarkan Solusi Checkout Terpadu Belanja Online
Technology 9 January 2023 21:00 p.m.