
Konten Video Virus Corona di YouTube bisa Dimonetisasi
oleh: Clanesya Technology Monday, 16 March 2020 7:00 a.m.
Mancode.id - YouTube telah menilai kembali pedoman periklanannya yang berkaitan dengan virus corona Covid-19, yang memungkinkan pembuat konten untuk memonetisasi video tentang wabah tersebut.
Platform milik Google tersebut menghapus semua iklan di video yang berkaitan dengan virus mematikan bulan lalu. Hal itu memicu kecaman luas dari para YouTuber yang mengeluh bahwa video mereka sedang di-demonetisasi hanya karena mereferensikan virus corona di YouTube.
Di bawah pedoman baru YouTube pada Februari 2020, virus corona dianggap sebagai topik sensitif dan hal itu tergolong "tidak ramah untuk pengiklan".
Dalam sebuah pesan kepada pengguna YouTube, CEO YouTube Susan Wojcicki menguraikan kebijakan baru terhadap virus corona. Susan menjelaskan tindakan apa yang diambil YouTube untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.
"Kebijakan kegiatan sensitif kami dirancang untuk diterapkan pada peristiwa jangka pendek yang signifikannya besar, seperti bencana alam. Kami ingin memastikan bahwa organisasi dan pembuat berita dapat terus memproduksi video berkualitas dengan cara yang berkelanjutan," tulis Susan.
Iklan hanya akan diaktifkan sejumlah saluran YouTube, termasuk milik organisasi berita dan sumber otoritatif lainnya.
"Hal ini tetap menjadi prioritas utama kami untuk memberikan informasi kepada pengguna dengan cara yang bertanggung jawab. Dari awal wabah ini, kami telah bekerja untuk mencegah kesalahan informasi terkait dengan penyebaran virus. Menemukan konten yang dapat dipercaya sangat penting karena informasi sedang simpang siur, dan kami akan terus memastikan YouTube memberikan informasi yang akurat untuk pengguna kami," tambah Susan Wojcicki.
Sejauh ini ada lebih dari 125.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia, yang mengakibatkan hampir 5.000 kematian. Pada hari Rabu (11/3), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah sebagai pandemi dan mendesak negara-negara untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah penyebarannya.
Google adalah salah satu dari beberapa perusahaan teknologi yang bertemu dengan WHO bulan lalu untuk membahas langkah-langkah untuk mencegah penyebaran informasi palsu dan sensasional secara online.
Manajer solusi digital WHO, Andrew Pattison baru-baru ini menggambarkan informasi yang salah secara online sebagai "infodemik" yang menyebar lebih cepat daripada virus.
Share To

Clara Annesya
March 16, 2020, 7:50 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Makna Lagu “Dear God” Avenged Sevenfold
13877 1 year, 8 months ago
Lagu ‘Dear God’ ciptaan Avenged Sevenfold memang mempunyai banyak makna. Dibuat dengan gaya bahasa ringan yang mudah dimengerti.

Kisah Rudy Salim, Crazy Rich Asal Indonesia
20300 1 year, 4 months ago
Rudy Salim seorang pengusaha sukses Indonesia. Bahkan, dirinya mempunyai penghasilan miliaran per bulannya.

Denny Caknan Populerkan Ngawi dengan “Kartonyono Medot Janji”
12514 1 year, 4 months ago
Lagu ‘Kartonyono Medot Janji’ sendiri terinspirasi dari keberadaan Tugu Kartonyono yang baru selesai dibangun beberapa waktu lalu.
you may also like
Life Style 22 January 2021 15:00 p.m.
Kemunculan Jack Ma Picu Kenaikan Saham Alibaba
Travel 22 January 2021 14:00 p.m.
Tradisi Unik Kampung Pasir Warga Sumenep Madura
Entertainment 22 January 2021 13:00 p.m.
Nostalgia 5 Diva WWE Paling Mempesona
Life Style 22 January 2021 9:00 a.m.