
Gelar Habib dan Mereka yang Pantas Dihormati
oleh: inggil Life Style Wednesday, 18 December 2019 7:00 a.m.
Mancode - Sebagai catatan penulis di sini tidak menyudutkan Agama Islam atau masyarakat muslim lainnya. Saya pun seorang muslim yang meneladani Islam. Sejatinya Islam adalah agama yang damai dan penuh toleransi terhadap agama lainnya. Sekali lagi, jangan salahkan agamanya melainkan pelaku/oknumnya yang tidak menaati perintah serta ajaran agamanya.
Habib Husein Alatas baru saja ditangkap oleh kepolisian atas kasus pencabulannya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, tersangka melakukan aksi bejatnya tersebut dengan modus membuka praktik pengobatan alternatif.
Salah seorang korban yang tidak disebutkan namanya, mengatakan jika Habib Husein dirasa melecehkan dirinya saat sedang berobat. Perempuan itu merasa cara pengobatan yang diberikan Husein berbeda dari pengobatan alternatif lainnya dan telah lewat batas kewajaran.
Maraknya kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang dengan gelar habib ataupun pemuka agama di Indonesia sendiri khususnya memang sudah banyak terjadi. Terlebih, aksi tidak terpujinya itu dilakukan oleh seorang anak di bawah umur yang tak lain adalah muridnya sendiri.
Belum lama setelah munculnya berita pencabulan yang dilakukan oleh Habib Husein, ada seorang seorang Kiai di Sumenep ditangkap karena mencabuli santrinya sebanyak 30 kali! Sungguh aksi yang sangat melenceng dari ilmu agama, apalagi sang pelaku sendiri yang katanya tahu betul seluk beluk syariat dan hukum keagamaan.
Merujuk pada artinya habib sendiri mempunyai makna ‘yang tercinta’ atau ‘yang terhormat’. Bahkan, adapula yang menyebut seorang yang mempunyai gelar habib ada keturunan langsung dengan Baginda Rasulullah SAW.
Bukankah enak rasanya dilahirkan dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW, pun sejak masih dalam kandungan sudah dihormati oleh banyak orang dan dianggap golongan yang istimewa. Meski begitu, adapula mereka yang keturunan Nabi enggan dipandang sebagai sebuah kehormatan. Bahkan, ada juga yang menanggalkan gelar “habib” karena merasa tidak begitu berhak.
Seperti yang dikatakan penafsir Al Qur’an ternama dan cendekiawan muslim, Quraish Shihab.
“Bahkan sampai sekarang sebenarnya ada orang-orang yang punya garis keturunan dari Nabi punya pengabdian yang besar dan tidak dikenal sebagai sayyid,” ujar Quraish Shihab.
Lantas, mengapa pula masih ada banyak habib atau pemuka agama yang berperilaku melenceng hingga merugikan banyak orang?
Tapi, hal itu tak berlaku bagi para habib yang memanfaatkan gelarnya sebagai simbol kekuatan dan kekuasaan. Adanya para habib itu pulalah yang membuat persepsi publik menyebutkan “pusaran kekerasan”. Tak heran, mengingat para pemuka agama itu mengkritik siapa saja yang dainggap tak sejalan dengan ideologi yang dimilikinya.
Ingat “idelogi miliknya” itu berarti adanya pemikiran dengan tujuan tertentu. Entah ingin menguasai ataupun dianggap paling benar. Padahal, sebagai seorang yang taat beragama tentunya harus meyakini apa yang ada di dalam kitab suci masing-masing. Islam dengan Al Qur’annya, Katolik & Kristen dengan Alkitabnya, Hindu bersama Weda, Budha bersama Tri Pitakanya, dan Kong Hu Cu dengan Si Shu Wu Chingnya.
Saya pun yakin dari setiap kitab yang dimiliki masing-masing agama tidak mengajarkan umatnya untuk merugikan satu sama lain. Dengan demikian, ketika seorang telah meyakini masing-masing kitab maka akan tercipta sebuah negara yang damai dan penuh toleransi.
Sedangkan, habib sendiri hanyalah manusia biasa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mengidentikkan sifat habib dengan Nabi Muhammad SAW tentu saja salah kaprah. Walaupun, memang tak menutup kemungkinan jika ada seorang bergelar habib karena memang bernasab langsung kepada jalur keluarga Rasulullah SAW.
Menurut Mahfud MD sendiri dalam cuitannya mengenai makna habib, ia pun menjelaskan tak semua habib keturunan Nabi Muhammad SAW. Baginya, habib adalah ungkapan kehormatan dan kasih sayang kepada siapa saja dan tidak identik dengan keturunan Nabi.
Lanjutnya, ia menjelaskan jika keturunan Nabi ada dua sebutan. Pertama Syarif/Syarifah yang berasal dari garis keturunan Hasan dan Sayyid/Sayiddah garis keturunan Husen.
Pun bagi saya habib tetaplah gelar kehormatan yang disematkan kepada seseorang yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada umatnya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh para habaib di negeri ini.
Tak perlu risau untuk berguru kepada habib asal sesuai dengan maknanya dan benar individunya. Ikutilah habaib yang menentang kekerasan, ketidakadilan, dan kebodohan dengan cara yang lemat lembut, cerdas, dan jujur. Itulah yang disebut sebagai seorang habib dengan pribadi yang patut dihormati dan dijunjung tinggi.
Share To

inggil
Dec. 18, 2019, 7 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

East Ventures Bersama Kemenkes RI Luncurkan White Paper Soal Genomik
262 2 weeks, 6 days ago
White paper ini hadir untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana genomik dapat memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

Menilik Keunggulan Hyundai CRETA Dynamic Black Edition
54 2 weeks ago
Hyundai CRETA Dynamic Black Edition hadir menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan mobil dengan karakter kuat.

Di GAIKINDO Jakarta Auto Week 2023, Blibli Tawarkan Penawaran Spesial Kendaraan Listrik
43 1 week, 2 days ago
Hal ini melihat kendaraan listrik menjadi opsi yang semakin terjangkau bagi masyarakat berkat kebijakan proaktif pemerintah.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 14 March 2023 11:00 a.m.
Platform Telehealth Medigo Hadir Bantu Temukan Apotek Berlisensi
Fashion Style 12 March 2023 10:00 a.m.
Marks & Spencer Luncurkan Kampanye Global ‘Hello New Prices’
Entertainment 10 March 2023 11:00 a.m.
Grup Band Grindcore NOXA Bakal Kembali Gelar NOXA FEST V
Technology 7 March 2023 10:00 a.m.