
Gautama Bersaudara, Inspirasi Kartini Edisi Milenial
oleh: galih Life Style Friday, 23 April 2021 7:00 a.m.
Mancode – Diandra, Cassandra, Verrandra, adalah tiga bersudara yang merupakan putri dari Chandra Gautama, mantan pembalap nasional. Mereka tak pernah takut untuk mengeksplorasi hobi dan mencoba hal-hal baru, bahkan di bidang yang non-konvensional.
Di momen hari Kartini pada 21 April lalu, mereka diajak ngobrol bareng bersama Royal Enfield sekaligus riding bersama menjelajahi menjelajahi Kota Jakarta. Bagi Gautama bersaudara, Kartini telah menjadi sosok pahlawan perempuan di Indonesia berkat keberaniannya melawan penjajahan walau di tengah banyaknya keterbatasan.
Namun, definisi Kartini masa kini pelan-pelan berubah. Menurut mereka, menjadi Kartini masa kini berarti berani menjadi diri sendiri, mendobrak batasan-batasan yang ada, dan bisa hidup mandiri tanpa harus tergantung dengan pihak lain.
“Pesan dari kami untuk sesama perempuan, kita tidak perlu takut untuk mencari ilmu dan mengeksplorasi diri kita sebebas-bebasnya. Kita harus berani untuk terjun langsung dan mencoba sendiri. Banyak kok hal menarik yang bisa dijalani tanpa harus meninggalkan fitrah sebagai perempuan. Apalagi di zaman sekarang, perempuan juga jago multitasking dan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki. Entah itu mau jadi perempuan karir, berkarya di luar rumah, ataupun berkarya di dalam rumah, intinya lakukanlah apapun yang bikin diri kita bahagia,” ujar Diandra, Cassandra, dan Verrandra kompak.
Disatukan oleh Dunia Otomotif

Tiga kakak-beradik dengan profesi dan watak yang berbeda ini, dipersatukan oleh kecintaan pada dunia otomotif. Diandra Gautama, mengikuti jejak ayahnya dan menjadi ‘pembuka jalan’ sebagai salah satu dari sedikit pembalap perempuan Indonesia.
Menekuni hobi otomotif sejak duduk di bangku sekolah, Diandra bahkan sudah bergabung di klub mobil ketika masih di SMP kelas tiga. Ia terus berlatih sebagai pembalap touring dan puncaknya menjuarai Mercedes-Benz Club indonesia Championship 3.200cc pada tahun 2013 di Sentul.
Kemudian, Cassandra Gautama memilih jalan sebagai pekerja seni, yakni fotografer. Sedikit banyak, pilihan karirnya terpengaruh dari observasi terhadap sang ayah yang juga merupakan seorang arsitek. Secara tak sadar, ia mewarisi jiwa nyeni dari ayah.
Sementara Verrandra Gautama, justru kini menjadi chef dan berkreasi di dapur, banyak mendapatkan inspirasi dari melihat sang ibu yang jago meracik makanan menjadi kreasi nan lezat.
Meski profesi mereka berbeda, yang membuat unik, mereka bertiga memiliki hobi dan passion yang sama, yakni kecintaan pada dunia otomotif dan riding.
“Mengendarai motor itu ada sensasi tersendiri yang jauh berbeda dari pengalaman mengendarai mobil. Kita benar-benar merasakan feeling menyatu dengan mesin motor dan lebih ‘dekat’ dengan jalan. Itu yang bikin ketagihan dan pingin riding terus,” ungkap Diandra Gautama yang baru kembali ‘mengaspal’ dalam enam bulan terakhir setelah vakum beberapa tahun.
Sementara menurut Verrandra Gautama, riding sudah menjadi rutinitas yang wajib ia lakukan, minimal sekali dalam sebulan. “Yang aku rasakan setiap kali riding, ada suntikan dopamin dan adrenalin yang bisa membuat kita semangat kembali. Riding buatku jadi momen pelepasan stres,” jelasnya.
Cassandra juga mengamini perkataan tersebut. “Dari kecil kami diajari bukan untuk mengendarai kendaraan, tapi untuk memahami dan merasakan mesinnya. Ketika menaiki motor, sensasi ini jadi lebih terasa. Kita bisa lupa sejenak dengan rutinitas sehari-hari dan bisa menikmati jalan panjang yang ada di depan. Kapanpun kita mau, kita bisa berhenti dan beristirahat. Inilah yang membuat riding dengan motor terasa menyenangkan,” kata Cassandra.
Tiga Motor Royal Enfield untuk Gautama Bersaudara
Setelah menuntaskan riding ngabuburit dengan menaiki motor Royal Enfield Himalayan, Classic, dan GT 650, baik Diandra, Cassandra, maupun Verrandra sepakat bahwa brand motor ini punya rancangan dan feel istimewa yang membuat pengendara betah mengemudi berlama-lama.
“Yang paling kami sukai dari motor Royal Enfield, walaupun tergolong motor gede (moge), namun motornya sangat mudah untuk dikendalikan. Mesinnya bandel tapi koplingnya tetap smooth, bobotnya juga pas untuk menopang tubuh, tidak terlalu berat dan terlalu ringan, sehingga nyaman dipakai untuk sehari-hari. Buat para perempuan yang belum terlalu lincah di jalanan, motor Royal Enfield ini benar-benar bisa jadi motor yang patut dimiliki,” ungkap Diandra dan Verrandra.
“Kalau aku paling suka sama Royal Enfield karena brand ini sebenarnya adalah brand tua legendaris, tapi mereka selalu berinovasi untuk menangkap tren terkini di dunia otomotif. Inovasi-inovasi mereka, misalnya dengan mengeluarkan Continental GT yang bergaya cafe racer atau Meteor 350, sangat mengakomodasi pengendara dari berbagai latar belakang,” jelas Cassandra.
Share To

galih
April 23, 2021, 7 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

3 Tips Menjaga Tabungan di Masa Pandemi
47 4 weeks, 1 day ago
Masa pandemi COVID-19 yang berdampak sektor ekonomi belum bisa dikatakan selesai sepenuhnya. Untuk membantu menjaga kondisi keuangan tetap baik di masa pendemi, simak tipsnya.

Pengguna Creta dan Stargazer, Ini 5 Manfaat Hyundai Owner Assurance Program
46 2 weeks, 5 days ago
Kelima manfaat itu dapat dinikmati oleh pengguna Creta dan Stargazer yang membeli produk-produk tersebut di tahun 2023.

Mitsubishi Fuso Transformasi Euro4, Upaya Tekan Emisi Gas Buang Sekaligus Tingkat Produktivitas Para Pebisnis
23 17 hours ago
Mitsubishi Fuso kini telah memiliki 29 unit terbaru, yang terdiri dari Canter dan Fighter berstandar Euro. Line up tersebut telah diterima positif konsumen, dan telah mendukung produktivias bisnis mereka.
YOU MAY ALSO LIKE
Entertainment 17 January 2023 20:00 p.m.
Jogja Noise Bombing Festival Kembali Digelar dengan Konsep Desentralisasi
Technology 17 January 2023 6:00 a.m.
Platform EAP Mindtera Hadir Bantu Kelola Kesejahteraan Karyawan
Travel 5 January 2023 9:00 a.m.
Tingkat Okupansi Hotel Selama Libur Nataru 2023 Menggembirakan
Fashion Style 3 January 2023 10:00 a.m.