
Gandeng Monolith, Goodyear Kembangkan Bahan Baku Ban Berkelanjutan
oleh: galih Life Style Friday, 24 December 2021 8:00 a.m.
Mancode – Produsen ban kendaraan, Goodyear Tire & Rubber Company mengumumkan telah menandatangani perjanjian kerja sama dan letter of intent (LOI) dengan Monolith. Ini dilakukan untuk pengembangan dan potensi penggunaan karbon hitam yang dihasilkan dari metana dan/atau biometana untuk ban.
“Kolaborasi kami dengan Monolith adalah salah satu contoh bagaimana kami menggunakan bahan berkelanjutan dalam produk berkualitas yang menjanjikan masa depan yang lebih baik,” kata Chris Helsel, Wakil Presiden Senior, Operasi Global dan Chief Technology Officer dalam siaran persnya yang diterima Mancode.id baru-baru ini.
Goodyear menggunakan jenis karbon hitam yang dihasilkan melalui proses pirolisis metana berbasis plasma, di mana akan membantu pekerjaan mengidentifikasi, menentukan dan menggunakan bahan yang lebih berkelanjutan.
“Komitmen keberlanjutan kami akan membuat dampak positif melalui pilihan bahan yang kami gunakan,” tambah Chris Helsel.
Karbon hitam adalah bahan utama pembuatan ban, menimbulkan senyawa pada ban yang meningkatkan kekuatan, daya tahan pada tusukan, dan ketahanan abrasi. Ban konsumen pada umumnya terbuat dari 15-20 persen karbon hitam berbanding berat total ban. Karbon hitam tradisional berasal dari pembakaran minyak sisa atau minyak tar batubara.
Goodyear kini tengah mengevaluasi karbon hitam yang dihasilkan dari metana dan/atau biometana sebagai bagian dari riset bersama Monolith, pemimpin dunia dalam produksi bahan dan hidrogen bersih.
Proses berbasis plasma Monolith memanfaatkan listrik terbarukan untuk menyelesaikan pirolisis metana dan menghasilkan keluaran hanya pada karbon dan hidrogen.
“Kami bangga dapat berkolaborasi dengan Goodyear dalam karbon hitam bersih berkualitas tinggi untuk Goodyear dan mendukung misi mereka untuk membuat ban Goodyear lebih berkelanjutan,” kata Rob Hanson, Co-Founder dan CEO, Monolith.
Penilaian proses siklus hidup yang dirampungkan untuk Monolith oleh pihak ketiga menunjukkan proses berbasis plasma harus menghasilkan manfaat bagi lingkungan di seluruh phase-nya, termasuk pengurangan emisi karbon, dibandingkan dengan karbon hitam yang diproduksi secara tradisional.
Selain itu, penilaian siklus hidup menunjukkan bahwa teknologi ini memiliki potensi dampak karbon-netral hingga karbon-negatif, berdasarkan peningkatan pemanfaatan bahan baku biometana, disandingkan dengan gas alam di masa depan.
Penilaian siklus hidup Monolith saat ini dijadwalkan untuk menjalani tinjauan eksternal dan rincian lebih lanjut tentang manfaat lingkungan kuantitatif sehingga dapat dikabarkan hasilnya dalam waktu dekat.
Share To

galih
Dec. 24, 2021, 8 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Merawat Mitsubishi Xpander Makin Mudah dengan Smart Package
35 3 weeks, 2 days ago
Smart Package membuat para pemilik Mitsubishi Xpander bebas dari biaya servis dan biaya jasa selama 4 tahun atau hingga 50.000 kilometer.

Suzuki Siap Luncurkan Dua Mobil Baru di GIIAS 2022, Ini Bocorannya
30 1 week, 2 days ago
Meski belum diungkapkan model apa yang diluncurkan di GIIAS 2022, dari sumber yang beredar Suzuki akan memperkenalkan Baleno Hatchback terbaru dan S-Presso.

Tempati Lokasi Terbesar, TAM Hadir dengan 3 Brand Sekaligus di GIIAS 2022
26 1 week, 2 days ago
Toyota Ingin Menghadirkan Layanan Lengkap untuk Semua Kebutuhan Mobilitas Konsumen Indonesia.
YOU MAY ALSO LIKE
Technology 18 August 2022 13:00 p.m.
Laris Manis, Ini Daya Tarik NFT Taste-timonials BINTANG Crystal & Irukandji
Entertainment 10 August 2022 9:00 a.m.
DEWA 19 Sukses Hibur Baladewa dan Baladewi di Konser “30 Tahun DEWA 19”
Entertainment 25 July 2022 10:00 a.m.
Ramaikan Industri Musik Indonesia, Dere Rilis Album Perdana “Rubik”
Technology 25 July 2022 9:00 a.m.