Ericsson IndustryLab Prediksi Transformasi Manufaktur 2030

Mancode - Bertajuk the Rise of the Smarter, Swifter, Safer Priduction Empoyee, yang merupakan edisi kedua dari seri laporan Ericsson IndustryLab Future of Enterprise, memprediksi transformasi yang tersebar luas di perusahaan manufaktur dalam beberapa tahun mendatang.

Terdapat pula peningkatan pesat pada alat produksi yang mendukung teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti augmented reality, exoskeletons, dan remote control. Laporan itu juga memperkirakan system pengaturan pabrik baru, termasuk manufacturing-as-a-service (Maas) dan pabrik pop-up.

Bedasarkan laporan penelitian, sebagain besar perusahaan manufaktur diprediksi akan menjadi setidaknya 80 persen otomatis dalam kurun waktu 10 tahun, dengan harapan untuk melihat setidaknya dua kali lipat peningkatan penggunaan berbagai perangkat yang mendukung ICT dalam lima tahun ke depan.

Head of Ericsson Indonesia Jerry Soper mengatakan, di tengah berbagai pantangan global, sektor industri manufaktur di Indonesia secara konsisten memainkan peran penting sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional dan terus berjalan baik.

“Ericsson mendukung sektor manufaktur Indonesia untuk bertransformasi secara digital, sejalan dengan upaya pemerintah menghadapi revolusi industri 4.0. Hal ini juga merupakan upaya percapatan pemulihan ekonomi negara paska pandemi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (14/1/2022).

Peningkatan penggunaan berbagai perangkat tersebut meliputi software AI, video recognition, augmented & virtual reality, kendaraan berpemandu otomatis (Automated Guide Vehicles/AGVs) dan exoskeletons.

Sebagai penutup tubuh eksternal, exoskeletons dapat memberikan peningkatan kekuatan presisi, dan daya tahan bagi karyawan produksi, melalui perlindungan pada bagian tubuh seperti tangan, lengan, atau bahkan pakaian seluruh tubuh.

Dalam menghadapi persaingan global yang ketat dan tekanan konstan serta untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sebanyak delapan dari 10 perusahaan manufaktur mengatakan bahwa saat ini beroperasi di bawah target cost-cutting.

Untuk menghadapi lingkungan penuh tuntutan serta memungkinkan karyawan produksi menjadi lebih pintar, cepat, dan aman, perusahaan manufaktur memperkenalkan alat produksi berbasis ICT. Karyawan produksi yang terlatih dengan lingkungan aman mulai bermunculan, karena didukung alat berbasis ICT.

Sebanyak tujuh dari 10 perusahaan manufaktur berencana menggunakan lima atau lebih alat produksi yang diaktifkan jaringan nirkabel seperti 5G dalam waktu lima tahun. Tiga dari empat produsen, termasuk dari Indonesia mengatakan teknologi nirkabel seperti 5G dan Wi-Fi 6 penting untuk mendukung alat produksi tersebut.

Manufaktur yang saat ini menggunakan tiga atau lebih alat produksi berkemampuan ICT, yang didefinisikan dalam laporan sebagai tool frontrunner, menikmati peningkatan kinerja finansial yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alat sama sekali.

Jerry menambahkan, sebagai pengaktif konektifitas tercepat dan andal, 5G akan menghadirkan serangkaian uses cases yang inovatif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kelincahan sebuah manufaktur, serta membebaskan operasi dari ketergantungan pengguna kabel.

“Hal tersebut akan sangat meningkatkan kecepatan operasi, meningkatkan kemampuan pemeliharaan dan meningkatkan keselamatan,” tambah Jerry.

Baca Juga: Ericsson Mobility Report: Data Traffic Seluler Meningkat Dalam 10 Tahun

Baca Juga: Teknologi 5G di Indonesia Klaim Berikan Pengalaman Lebih Baik

Baca Juga: Kemudahan Era Teknologi 5G, Ini 5 Nilai dan Manfaatnya