
COVID-19 Jadi Nama Baru Virus Corona
oleh: rachli Life Style Wednesday, 12 February 2020 12:00 p.m.
Mancode - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi telah memberi nama baru terhadap virus corona yang menghebohkan dunia di awal tahun 2020. Sebelumnya, virus corona disebut sebagai 2019-novel coronavirus (2019-nCoV), namun kini menjadi COVID-19.
Penamaan COVID-19 merupakan sebuah akronim yang terdiri dari Co singkatan untuk Corona, dan Vi singkatan untuk Virus, serta D singkatan untuk penyakit. Sedangkan, 19 adalah angka tahun yang merujuk pertama kali virus corona diidentifikasi pada 31 Desember 2019.
Nama baru tersebut juga dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan atau kelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional sebagai penamaan yang bertujuan mencegah stigma. Selain itu, nama COVID-19 juga mudah untuk dilafalkan
Merangkum dari Warta Ekonomi (12/2/2020), hal tersebut seperti yang diterangkan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam International Committee Taxonomy of Viruses (ICTV) tentang memerangi virus di Jenewa, Swiss.

Selain itu, WHO juga menyarankan agar tidak memakai nama tempat seperti Ebola dan Zika, di mana penyakit tersebut pertama kali diidentifikasi. Menyebut nama tersebut dinilai akan membuat pikiran publik terkait dengan nama tempat penyakit itu awal diidentifikasi.
Nama yang umum seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah Akut atau Flu Spanyol juga sekarang dihindari untuk mencegah stigmatisasi seluruh wilayah atau kelompok etnis. WHO juga mencatat bahwa menggunakan spesies hewan dalam nama bisa menimbulkan kebingungan.
Hal tersebut seperti pada 2009, ketika terjadi endemik H1N1, yang secara populer disebut sebagai Flu Babi. Kondisi ini bisa menimbulkan dampak besar pada industri daging babi meskipun penyakit tersebut disebarkan oleh manusia, bukan babi.
Nama resmi untuk virus yang berasal dari kota Wuhan, China ini diberikan setelah dua bulan baru ditemukan. Hingga saat ini, wabah yang disebabkan oleh COVID-19 diyakini telah menyebabkan kematian lebih dari 1.000 orang.
COVID-19 juga diyakini telah menjangkiti sekitar 43 ribu orang di sejumlah negara di berbagai benua, dengan 42.638 di antaranya berada di China. Total kematian yang disebabkan oleh COVID-19 saat ini telah mencapai 1.016. Sebanyak 108 di antaranya terjadi dalam waktu 24 jam terakhir.
Angka tersebut menunjukkan bahwa ada lebih banyak orang yang meninggal dunia akibat COVID-19 daripada SARS yang terjadi sekitar 2002-2003.
Share To

rachli
Feb. 12, 2020, 12:42 p.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

Membongkar Penipuan Praktik Ruqyah (I)
13690 1 year, 1 month ago
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat gangguan non medis maupun penyakit medis.

Ramalan yang Menakutkan di Sepanjang 2020
228097 1 year ago
Memasuki 2020, banyak sekali peristiwa yang terjadi mulai dari bencana alam hingga fenomena aneh lainnya.

4 Minuman yang Bisa Meningkatkan Gairah Seks
18204 10 months, 3 weeks ago
Ada banyak makanan yang dapat membantu meningkatkan gairah seks kita, tetapi apa yang kalian minum juga sangat penting.

Pornhub Buka Akses Premium Gratis Selama Karantina Virus Corona
16408 10 months, 1 week ago
Pornhub menawarkan layanan premium gratis bagi mereka yang berada di Italia selama Maret 2020.
you may also like
Entertainment 19 January 2021 10:00 a.m.
Stephanie Poetri Curhat Hidup Merantau dalam “How We Use”
Entertainment 18 January 2021 9:00 a.m.
Kembali Eksis, Rijja Abbas Luncurkan “Jodoh Yang Kutunggu”
Entertainment 18 January 2021 7:00 a.m.
Syahravi dan Amanda Caesa Hadirkan “You You You” Versi Baru
Entertainment 15 January 2021 10:00 a.m.