
Algoritma Kecerdasan Buatan Ini dapat Prediksi Kematian Manusia
oleh: fachrul Technology Tuesday, 19 November 2019 9:00 a.m.
Kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) memeriksa 1,77 juta hasil EKG dari 400.000 pasien sebelum menyimpulkan apakah pasien tersebut akan bertahan hidup untuk tahun mendatang/berikutnya.
Kecerdasan buatan di pusat kesehatan AS dapat memprediksi peluang seseorang meninggal akibat hasil tes jantung, termasuk yang terlihat normal bagi dokter, tetapi cara kerjanya tetap menjadi misteri.
Algoritma yang dikembangkan oleh para peneliti di penyedia layanan kesehatan Geisinger di Pennsylvania dapat menghitung tingkat kelangsungan hidup pasien dalam satu tahun dengan menganalisis hasil echocardiogram (ECG), menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh New Scientist awal bulan ini.
AI memeriksa 1,77 juta hasil EKG dari 400.000 pasien sebelum menyimpulkan apakah pasien akan bertahan untuk tahun berikutnya. Peneliti melatih algoritma menggunakan dua model. Satu berdasarkan data historis EKG yang mentah, mengukur tegangan dari waktu ke waktu, sementara yang lain diberi makan data EKG dalam kombinasi dengan usia dan jenis kelamin pasien.
Ketika membandingkan dua kelompok pasien, mereka yang meninggal dalam satu tahun dan mereka yang selamat, AI mendapat skor di atas 0,85, di mana 1,0 adalah skor sempurna, sementara metode tradisional oleh dokter mencetak antara 0,65 dan 0,8.
"Tidak peduli apa pun, model berbasis tegangan selalu lebih baik daripada model apa pun yang dapat Anda bangun dari hal-hal yang sudah kami ukur dari ECG," jelas Brandon Fornwalt dari Geisinger kepada New Scientist.
Algoritma paralel menggunakan pembacaan EKG tradisional yang akan digunakan dokter untuk mendeteksi kondisi seperti serangan jantung dan atrial fibrilasi.
AI secara akurat mendeteksi risiko kematian untuk beberapa pasien yang dianggap memiliki EKG normal oleh tiga ahli jantung terpisah, menurut penelitian.
"Temuan itu menunjukkan bahwa model tersebut melihat hal-hal yang mungkin tidak bisa dilihat manusia, atau setidaknya kita abaikan dan anggap normal," tambah Brandon Fornwalt.
Studi ini dilakukan karena para dokter menggunakan AI tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi tetapi juga meningkatkan diagnosis. Teknologi yang merupakan inti dari revolusi industri keempat telah digunakan untuk mempercepat penemuan obat, memprediksi wabah flu dan mendeteksi kasus kanker.
Tahun lalu, sebuah studi dari Denmark menunjukkan bahwa AI dapat melebihi kemampuan dokter manusia dalam menemukan tanda-tanda henti jantung. Para peneliti dari Cina dan AS telah mengembangkan perangkat lunak pengenal wajah yang mampu menyaring bayi baru lahir untuk kelainan genetik.
Share To

fachrul
Nov. 19, 2019, 9:58 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

MSI Kembali Gelar MSI Creator Awards 2023
62 3 weeks, 3 days ago
Berhadiah US$70,000, kompetisi ini menyatukan teknologi dengan estetika, dan teknologi terbaru pada Laptop MSI mendukung para kreator dengan produk yang handal dan tangguh.

5 Cara Mengetahui Provider Internet Sudah Sesuai Kebutuhan
54 2 weeks, 1 day ago
Sekitar 77 persen populasi Indonesia atau 212,9 juta orang menggunakan internet dengan rata-rata menghabiskan waktu sebanyak 7 jam 42 menit per hari.

OPPO Resmi Kenalkan OPPO Find N2 Flip di Indonesia
46 2 weeks, 6 days ago
OPPO Find N2 Flip memiliki berbagai keunggulan, seperti teknologi engsel yang terbaru, layar depan yang terluas hingga kamera profesional hasil kerja sama dengan Hasselblad.
YOU MAY ALSO LIKE
Life Style 23 May 2023 7:00 a.m.
Mitsubishi Tebar Promo Menarik di Mei 2023, Ada Cashback hingga Bunga 0%
Life Style 21 May 2023 17:00 p.m.
Shine & Tidy Tawarkan Paket Coating Komplet Mulai dari Rp3,5 Juta
Entertainment 13 May 2023 9:00 a.m.
Dream Theater Ajak Penonton Indonesia ke DreamSonic Usai Tutup Tur ‘Top of The World Tour’
Entertainment 12 May 2023 14:00 p.m.