
7 November 1996, NASA Luncurkan Wahana Pemeta Mars
oleh: rachli History Thursday, 7 November 2019 7:00 a.m.
Dinilai memiliki lingkungan yang bersahabat di planet Mars, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan wahana antariksa pertama untuk program Mars Surveyor pada 7 November 1996. Nama wahana tersebut adalah Mars Global Surveyor (MGS).
Wahana yang dibuat oleh Jet Propulsion Laboratory dan diluncurkan di Cape Canaveral, Amerika Serikat ini bertujuan untuk memetakan dan mengeskplorasi planet Mars. Wahana MGS diluncurkan setelah kegagalan pengorbitan Mars Observer.
Wahana MGS berhasil mencapai orbit planet Mars pada 1997. Pemetaan bermula pada Maret 1999 dan diselesaikan pada Januari 2001. Mengutip dari laman Wikipedia, setelah misi utama diselesaikan, wahana Mars Global Surveyor ini diperintahkan untuk memfoto objek tujuan lainnya. Pada 2 November 2006, wahana ini gagal menanggapi pesan dan komando.
Sebuah sinyal yang lemah menandakan bahwa wahana itu telah sampai ke mode aman tiga hari kemudian. Setelah percobaan komunikasi berikutnya dengan MGS gagal, secara resmi program ini diakhiri pada bulan Januari 2007.
Selama menjalankan misinya, untuk pertama kalinya wahana MGS membuat profil Kutub Utara Mars dalam bentuk tiga dimensi. Pemetaan tiga dimensi itu dibuat dengan pembacaan laser altimeter. Pada pertengahan 2000, wahana MGS telah mengambil puluhan ribu foto beresolusi tinggi planet Mars.
Pemetaan wahana MGS juga turut membantu NASA mendeteksi kemungkinan adanya air di planet Mars. Pada 6 Desember 2006, NASA meluncurkan gambar kawah Terra Sirenum dan Centauri Montes, yang dipercaya menjadi pertanda adanya air mengalir di planet Mars selama lima tahun terakhir.
Planet Mars merupakan planet bebatuan dengan atmosfir yang tipis. Di permukaan planet Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es. Periode rotasi dan siklus musim planet Mars mirip dengan Bumi.
Di planet Mars terdapat sebuah kenampakan unik di daerah Cydonia Mensae. Penampakan tersebut berupa sebuah perbukitan yang dilihat dari atas seperti sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah.
Meski demikian, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu dan tekanan udara yang cukup rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondiosida menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan.
Share To

rachli
Nov. 7, 2019, 7 a.m.
Berita terpopuler
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA

East Ventures Bersama Kemenkes RI Luncurkan White Paper Soal Genomik
268 3 weeks, 4 days ago
White paper ini hadir untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana genomik dapat memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

Jakarta Concert Week 2023 Siap Digelar
95 2 weeks, 2 days ago
Jakarta Concert Week 2023 mengusung kolaborasi spektakuler yang dikonsepkan untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan gaya hidup yang sejalan dengan pecinta otomotif di Indonesia.

Casio Indonesia Gandeng Girlband ITZY Jadi Brand Ambassador G-SHOCK
94 3 weeks, 5 days ago
G-SHOCK turut mengembangkan pasar untuk jam tangan wanita juga, dengan versi model popularnya yang diperkecil dan jajaran jam tangan lebih ringkas.
YOU MAY ALSO LIKE
Entertainment 9 March 2023 9:00 a.m.
Jakarta Concert Week 2023 Siap Digelar
Life Style 6 March 2023 13:00 p.m.
Rapor Penjualan Mitsubishi Fuso Selama 2022, Raih Market Share 41,1 Persen
Travel 6 March 2023 8:00 a.m.
Cara Swiss-Belhotel Serpong Mempererat Silaturahmi dengan Para Mitra
Technology 28 February 2023 7:00 a.m.